February 21, 2009

EMERGING CHURCH SEMAKIN MENANJAK DALAM KONFERENSI NASIONAL GEMBALA-GEMBALA SIDANG

Di bulan Februari 2009, Brian Snider dan saya meliput Konvensi Nasional Gembala-Gembala Sidang 2009 dalam kapasitas media. Dihadiri oleh 1500 gembala sidang dan pemimpin Kristen, konferensi tersebut disponsori oleh Zondervan dan InterVarsity Press dan orang-orang berpengaruh yang menjadi fitur dalam konferensi tersebut antara lain adalah Leighton Ford, Bill Hybels, Brian McLaren, dan Rob Bell. Konferensi tersebut merepresentasikan apa yang disebut gerakan "emerging church" (dalam bahasa Indonesia secara kasar: `gereja yang sedang bangkit atau muncul'), dan segala sesuatu dalam konferensi itu adalah mengenai perubahan (change). Masyarakat sedang berubah, sehingga gereja-gereja juga harus berubah, dan penerbit-penerbit ini (Zondervan dan InterVarsity) adalah agen-agen pembawa perubahan. Tujuan mereka adalah untuk mendorong gereja-gereja Alkitabiah yang tradisional ke dalam suatu model yang baru dan "emerging." Mereka mempunyai banyak taktik, dan mereka bisa bermain sabar. Dalam bukunya di tahun 2008, Finding Our Way Again, Brian Mclaren menggambarkan rencana untuk menginfiltrasi gereja-gereja dan institusi-institusi Kristen yang saat ini sedang menolak gerakaan emerging church. Mereka menargetkan cucu-cucu kita. Industri penerbitan buku Kristen sungguh mirip dengan industri musik Kristen. Doktrin sama sekali tidak berarti dalam industri ini dan ada banyak bintang rock yang dihasilkan memalui materi-materi pemasaran yang hebat, tetapi ketika semua bungkusnya yang manis dan iklan-iklan yang keren disisihkan, yang tersisa adalah disintegrasi yang berkelanjutan dari "evangelicalism" (Injili) dengan semakin dalamnya mereka masuk ke gerakan emerging church. Orang-orang yang hadir mewakili berbagai pandangan yang sangat berbeda, termasuk Metodis, United Church of Christ, Lutheran, Episkopal, Presbiterian, Baptis, dan Pantekosta. Para pembicara termasuk seorang Yahudi yang agnostik (A.J. Jacobs), seorang imam Roma Katolik (Emmanuel Katongole), dan seseorang yang menggambarkan Allah sebagai wanita (William Young). Setengah jam pertama dalam sesi umum diisi dengan acara komedi 30 menit, yang sebagiannya adalah lelucon-lelucon yang cukup kasar. Salah seorang komediannya, Michael, Jr., melakukan sebuah lelucon tentang orang-orang yang "terlalu diselamatkan" dan yang sangat bersemangat bagi Tuhan. Salah satu ciri "terlalu diselamatkan, " adalah jika anda tidak mau tertawa mendengar lelucon yang kasar. Kesesatan pada zaman ini sungguh mengagetkan, dan jika kita memperhatikan kejahatan di negeri ini (Amerika) dan di dunia dalam segala aspek, lalu ternyata suatu perkumpulan para pemimpin Kristen dimulai dengan komedi, maka sungguh kedatangan Tuhan sudah dekat. Sesudah acara komedi itu selesai, berikutnya adalah konser-konser rock. Yang nyata dalam konferensi ini adalah penyatuan yang sudah menjadi inti gerakan Injili sejak tahun-tahun awal Billy Graham. Orang-orang Injili lama, seperti Leighton Ford, saudara ipar Billy Graham, juga hadir, begitu pula dengan orang-orang sayap kiri jauh seperti Brian McLaren yang siap untuk menolak doktrin ketiadasalahan Kitab Suci, penebusan yang menggantikan , dan neraka dengan api yang literal. Sepertinya tidak ada batasnya, seberapa jauh para penerbit Kristen ini mau menjadi agen-agen perubahan, dan menggeser gereja-gereja dari Alkitab menuju daerah yang berbahaya dan tidak dikenal....Tujuan kami melakukan riset ini adalah untuk memperingatkan gereja-gereja yang percaya Alkitab yang mungkin sedang digoda untuk bergerak ke arah yang kontemporer dan untuk mengadopsi filosofi "jangan menghakimi." Persis inilah yang dilakukan oleh para Injili 50 tahun lalu, dan kita lihat di mana mereka sekarang. Alkitab mengatakan, jangan sesat, pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaaan yang baik.

No comments:

Post a Comment