May 30, 2009

MENGAPAKAH KETIDAKBERIMANAN BERKUASA DI KALANGAN TERTINGGI "AHLI-AHLI" ALKITAB?

Fakta bahwa ketidakberimanan mendominasi para pelajar dan "ahli" Alkitab hari ini adalah penggenapan nubuat Alkitab dan adalah bukti lebih lanjut bahwa Alkitab tiada salah. Sekitar 2000 tahun yang lalu, rasul Paulus mengintip lorong waktu dan membuat prediksi berikut mengenai hari-hari terakhir: " Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.....Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!........ yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran... ....sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.. ......Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng" (2 Tim. 3:1, 5, 7, 13, 4:3-4). Paulus menubuatkan bahwa jalannya zaman gereja akan diwarnai oleh kesesatan yang semakin hebat, oleh serangan guru-guru palsu yang akan menyangkali iman, dan itulah persis yang kita lihat hari ini. Nubuat-nubuat lain menggambarkan kedatangan dan penghakiman atas guru-guru Alkitab yang menyangkali Kristus sebagai Tuhan, yaitu persisi yang dilakukan oleh Bart Ehrman dan teman-teman liberalnya (mis. 2 Petrus 2; Yudas). Jika Perjanjian Baru adalah suatu kumpulan mitos dan kebohongan sebagaimana diklaim oleh orang-orang seperti Bart Ehrman, mengapakah ia mengandung nubuatan yang sedemikian tepat?

ROBERT DICK WILSON: SEORANG TERPELAJAR YANG HEBAT YANG PERCAYA ALKITAB

Dalam buku-buku, ceramah-ceramah, dan wawancara-wawancara nya, Bart Ehrman dan teman-teman modernisnya ingin membuat semua orang percaya bahwa tidak ada ahli Alkitab yang sejati yang menerima bahwa akurasi sejarah Alkitab dapat dipertahankan. Tetapi ini adalah nonsense! Banyak sekali ahli dan orang-orang terpelajar yang mempertahankan Alkitab sebagai kitab yang diilhamkan secara ilahi. ROBERT DICK WILSON telah disebut "barangkali otoritas yang paling menonjol dalam bidang bahasa-bahasa kuno Timur Tengah." Ketika dia tamat dari Princeton pada usia 20 tahun, ia dapat membaca Perjanjian Baru dalam 9 bahasa. Sampai akhirnya ia telah mempelajari 45 bahasa, termasuk semua bahasa yang ada terjemahan Alkitabnya sebelum tahun 600 M. Pada usia 25 tahun, Wilson memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya guna menyelidiki kebenaran sejarah Alkitab untuk melihat apakah dapat dipertahankan melawan serangan theologi modernisme. Berdasarkan umur panjang para pendahulunya, ia memperkirakan bahwa ia mungkin memiliki 45 tahun lagi untuk proyek tersebut. Membagi masa kerja ini menjadi tiga bagian, ia mengkhususkan 15 tahun pertama untuk menguasai semua bahasa yang ada hubungannya dengan teks Perjanjian Lama, dan 15 tahun berikutnya untuk mempelajari Perjanjian Lama itu sendiri, dan 15 tahun terakhir untuk menuliskan hasil risetnya tersebut. Bahasa-bahasa yang dia pelajari antara lain adalah Babilonia, Etiopia, Fenisia, Aram, Mesir, Koptik, Persia, Armenia, Arab, dan Siria. Pusat Sejarah Gereja Presbyterian di Amerika mendaftarkan lebih dari 100 tulisan Wilson yang telah dipublikasikan. Ketika ditanya mengenai apa yang ia coba berikan kepada kurang lebih 2000 murid yang duduk di bawah pelayanannya, Wilson menjawab, "saya mencoba untuk memberikan mereka iman yang sedemikian intelijen terhadap Kitab Suci Perjanjian Lama, sehingga mereka tidak akan lagi meragukannya seumur hidup mereka. Saya mencoba untuk memberikan mereka bukti. Saya mencoba untuk menunjukkan kepada mereka bahwa ada dasar yang masuk akal untuk mempercayai sejarah Perjanjian Lama. Saya pernah mengalami hari-hari saat saya gemetar untuk memulai suatu penyelidikan baru, tetapi saya sudah melampaui tahap itu. Saya telah menjadi yakin sekali, bahwa tida ada satu orang pun yang tahu cukup banyak untuk menyerang kebenaran Perjanjian Lama. Dalam situasi apapun di mana ada cukup bukti dokumenter untuk melakukan penyelidikan, pernyataan-pernyata an Alkitab, dalam teks-teks aslinya, telah melalui segala ujian" (Robert Dick Wilson, Is the Higher Criticism Scholarly? kata depan oleh Philip Howard, 1922). Mengapakah Robert Dick Wilson mempercayai Alkitab dan mengajar murid-muridnya untuk mempercayainya dan percaya pada Allah, sementara Bart Ehrman tidak mempercayai Alkitab dan menyuruh murid-muridnya untuk menjadi skeptis? Ini bukanlah masalah Ehrman lebih terpelajar. Ini masalah iman. Seperti yang dikatakan Yesus, hati yang tidak percaya tidak akan diyakinkan walaupun para saksi muncul dari antara orang mati (Lukas 16:31).

SATU LAGI PEMENANG AMERICAN IDOL YANG KRISTEN: DUNIA SEKALIGUS KRISTUS

Pemenang baru dari acara televisi yang sangat duniawi, American Idol, adalah Kris Allen, seorang "Kristen yang saleh" yang juga adalah worship leader di Gereja New Life di Conway, Arkansas, dan telah terlibat dalam pekerjaan misi di berbagai tempat. Sementara mengejar predikat sebagai American Idol, Allen menyanyikan lagu-lagu yang ditulis oleh para rockers kotor seperti Freddie Mercury yang homoseksual ("We Are the Champions"), Michael Jackson yang pernah dituntut pelecehan seksual terhadap anak-anak dan adalah seorang monster uniseks ("Man in the Mirror"), Marvin Gaye yang adalah seorang pecandu obat, prostitusi dan pornografi ("What's Going On?") dan rapper Kayne West ("Heartless" ), yang muncul dengan gaya yang sangat menghujat di sampul depan majalah Rolling menggambarkan Yesus memakai mahkota duri. Menurut Business Insider, adalah "fans-fans remaja putri" Allen yang mempertahankan dia dalam kompetisi itu ("Idol Finalist Kris Allen," 13 Mei 2009). Allen memberitahu gembala sidangnya bahwa "merasakan hangatnya lampu panggung dan melihat hadirin yang dengan semangat memandangi dia, mengingatkannya akan satu hal saja: yaitu pergi ke gereja." Tetapi hal ini hanya mungkin karena gereja-gereja kontemporer meniru dunia, tipe musik yang sama format band rock yang sama, gaya pertunjukan rock yang sama, pakaian yang sama, kecanduan yang sama terhadap back beat yang berat, dan filosofi "jangan menghakimi" yang sama. Pemenang-pemenang dan finalis-finalis lain dari kompetisi American Idol yang mengaku Kristen adalah Kelly Clarkson, Clay Aiken, Ruben Studdard, R.J. Helton, Chris Daughtry, Carry Underwood, Jordin Sparks, dan David Cook. Aiken dan Helton telah mengakui bahwa mereka adalah homoseksual. Pada tanggal 20 Oktober 2006, sebuah edisi majalah People mengutip Helton mengatakan, "Hanya karena saya gay bukan berarti saya tidak dapat mengasihi Allah. Saya sangat bangga dengan siapa saya." (Helton's Christian music albom Real Life sold 20,000 copies.) Aiken menjadi fitur dari sampul depan majalah People pada edisi 24 September 2008 dengan kata-kata, "Ya, saya gay." American Idol memang sudah memiliki nama yang tepat [`idol' adalah berhala dalam bahasa Indonesia], karena ia mewakili kultur pop modern dalam segala narsismenya, sensualitas kedagingannya, ketidaksopanannya, uniseksualitasnya, kesia-siaannya, dan kerelatifan moralnya. Para produsen dan juri-jurinya sama sekali tidak berpura-pura bahwa acara itu adalah acara yang saleh. Bahkan, acara ini adalah penggenapan yang sempurna akan dunia yang digambarkan dalam 1 Yohanes 2:16, dunia yang tidak boleh dikasihi oleh orang percaya, "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia" (1 Yoh. 2:16). Tidaklah mungkin untuk mengasihi dunia dan Kristus sekaligus. Firman Allah mengatakan "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah" (Yak. 4:4). Kekristenan yang diwakili oleh para kontestan American Idol bukanlah kekristenan yang Alkitabiah; itu adalah kekristenan sesat yang telah diprediksikan dalam nubuatan Alkitab, kekristenan yang "hidup menurut hawa nafsu sendiri." "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya" (2 Tim. 4:3).
Editor: Hal yang menyedihkan yang sama adalah bahwa begitu banyak orang Indonesia yang kecanduan dengan Indonesian Idol.

BART EHRMAN: SEORANG TIDAK PERCAYA YANG BERMASALAH DENGAN ALLAH

Bart Ehrman adalah penulis dari buku "God's Problem: How the Bible Fails to Answer Our Most Important Question – Why We Suffer." Ehrman adalah seorang "ahli Alkitab" yang lalu menolak akar-akar fundamentalisnya untuk berpaling kepada padang gurun agnostikisme yang mematikan. Hari ini dia terutama bergerak dalam mengkritik iman Perjanjian Baru Kristen sambil berpura-pura menghormatinya. Karena ketidakpercayaannya , dia telah menjadi semacam anak kesayangan dari media umum. Ia telah diwawancarai di History Channel, Discovery Channel, National Public Radio, National Geographic, BBC, Washington Post, CNN, dan lain-lainnya. Ehrman mengklaim bahwa salah satu titik balik dalam perjalanannya menuju ketidakberimanan adalah ketidakmampuannya menjawab mengapa Allah yang mahakuasa membiarkan penderitaan di dunia ini. Alkitab menjawab pertanyaan ini, tetapi Ehrman tidak suka jawabannya, jadi dia berpura-pura bahwa jawabannya tidak bagus. Jawabannya adalah bahwa Allah menciptakan manusia sempurna dan menaruhnya di sebuah taman firdaus yang indah, tetapi manusia juga diciptakan dengan kehendak yang dapat memberontak melawan hukum Allah. Pada saat yang sama, Allah bukan hanya maha penyayang, Ia adalah Allah yang kudus dan adil dan Dia menghukum pelanggaran terhadap hukumNya. Jika ini tidak benar, maka dasar moral dalam alam semesta ini hancur dan anarki akan berkuasa (sebagaimana memang terjadi di dunia yang tanpa Allah ini). Upah dosa ialah maut (Rom. 6:23), dan Allah telah menghukum dunia karena dosanya. Pada saat yang sama, Allah telah menyediakan jalan keselamatan dengan harga yang mahal bagi diriNya sendiri. Ia mengutus AnakNya yang kekal ke dalam dunia, lahir dari seorang perawan, untuk menjadi daging sebagai seorang manusia yang tidak berdosa dan untuk mati suatu kematian yang mengerikan di atas salib untuk membayar hukuman yang seharusnya diterima oleh orang berdosa. Ia bangkit dari maut dan memerintahkan agar Injil (kabar baik) diberitakan kepada semua orang, menawarkan keselamatan kekal bagi mereka yang bertobat and percaya. Allah telah memberikan manusia terang (Yoh. 1:9), tetapi sebagian besar menolaknya. Itu bukan salah Allah. Tidak ada yang tidak benar tentang Allah dalam Alkitab, tetapi Dia adalah Allah dan Dia tidak perlu memberi pertanggungan jawab kepada manusia. Allah dibenarkan oleh mereka yang percaya. Bukan Allah yang memiliki masalah. Adalah Bart Ehrman-Bart Ehrman dalam dunia ini yang bermasalah, dan ini bukan masalah yang bisa selesai setelah masuk kubur.

May 23, 2009

HATI-HATI TERHADAP GURU PALSU HENRY WRIGHT DENGAN PROGRAM KESEHATAN TOTALNYA

Henry Wright, gembala sidang dari Pleasent Valley Church, Thomaston, Georgia, dan juga pemimpin dari sebuah pelayanan yang bernama Be in Health, mengklaim bahwa semua sakit penyakit memiliki akar rohani. Jadi, hal-hal seperti aneurisma (penggelembungan pembuluh darah), stroke, wasir, dan pembengkakan pembuluh darah, misalnya, menurut dia disebabkan oleh ketakukan dan kekhawatiran. Ia menyalahgunakan baik Kitab Suci maupun ilmu kedokteran untuk "membuktikan" hal-hal yang dia katakan. Website dia berkata, "Kami berdedikasi untuk menghilangkan dan mencegah semua penyakit rohani, psikologis, dan biologis," dan "kehendak Allah yang sempurna adalah bahwa kamu tidak sakit." Sebaliknya, Rasul Paulus sendiri menderita suatu penyakit yang Allah tidak mau hilangkan (2 Kor. 12:7-10). Rasul yang bijak itu menyimpulkan, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (2 Kor. 12:10). Kata "kelemahan" dalam bahasa Yunaninya adalah "astheneia," yang di bagian lain diterjemahkan "sakit" (Kis. 28:9) dan "penyakit" (Yoh. 11:4). Pengkhotbah yang setia itu, Timotius, secara fisik lemah dan sering sakit, dan Paulus tidak menawarkan padanya suatu program kesehatan yang sempurna (1 Tim. 5:23). Paulus juga terpaksa meninggalkan teman sekerjanya Trofimus di Miletus karena dia sakit dan Allah tidak menyembuhkannya (2 Tim. 4:20). Seorang istri yang terganggu menulis kepada Rick Miesel dari Biblical Discernment Ministries pada bulan November 2002, dan menjelaskan bahwa suaminya telah menghadiri seminar Wright, dan pulang ke rumah "sambil berkata bahwa dosa adalah setan, kanker adalah kepahitan, kebanyakan penyakit memiliki akar rohani, dan bahwa segala sesuatu di planet ini yang kurang dari 70 tahun umurnya adalah kutuk, dll." Wright mengatakan di seminar tersebut, "Hati-hati ketika kamu pulang ke rumah, karena Setan akan mencoba dan menggunakan orang yang terdekat denganmu untuk membuatmu meragukan apa yang telah kami ajarkan padamu." Sama sekali tidak ada peringatan dalam seminar tersebut untuk menguji segala sesuatu dengan Firman Allah (1 Tes. 5:21) dan memegang yang baik (Kis. 17:21). Sebaliknya, orang tersebut diajarkan untuk menerima pengajaran tanpa kritik. Ketika istrinya memanggil dia dan bertanya apakah dia menggunakan pengujian yang alkitabiah, ia memberikan jawaban yang bodoh dan berbahaya, "Saya tidak akan memfitnah orang-orang ini dengan cara tidak setuju dengan mereka."

MENYAMPAIKAN FIRMAN TANPA PEDULI RESPONSNYA

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.... " (2 Tim. 4:2). Kita harus menyampaikan Firman Allah tanpa peduli bagaimana umat meresponinya, dan nabi-nabi yang dahulu adalah teladan yang hebat dalam hal ini. Allah memberitahu Yesaya, Yehezkiel, Yeremia, dan yang lainnya bahwa Israel tidak akan mendengarkan mereka, tetapi mereka tetap berkhotbah. Seringkali dalam zaman jemaat juga, umat Allah memberitakan Injil dengan hasil yang sedikit. Adoniram Judson menginjil di Burma selama 6 tahun sebelum ia mendapatkan petobat Burmanya yang pertama, dan setelah 12 tahun hanya memiliki 18 petobat. William Carey memberitakan Injil selama tujuh tahun di India, Robert Morrison selama tujuh tahun di Cina, dan Henry Richard selama tujuh tahun di Congo sebelum mereka mendapatkan petobat mereka yang pertama. Robert Moffatt bekerja selama delapan tahun di Kuruman (di ujung utara Afrika Selatan) sebelum ia mendapatkan petobatnya yang pertama. Para misionari American Congregational yang pertama, berkhotbah di Thailand sejak 1831 hingga 1849 tanpa seorang petobat pun, dan para Presbiterian Amerika berjuang di negara yang sama selama 18 tahun lagi sebelum mereka mendapatkan petobat mereka yang pertama. "Sampaikanlah perkataan-perkataan -Ku kepada mereka, baik mereka mau mendengarkan atau tidak, sebab mereka adalah pemberontak. Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu; janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu" (Yeh. 2:7-8).

PEMIMPIN GERAKAN EMERGING CHURCH INGIN AGAR ORANG-ORANG KRISTEN YANG PERCAYA AKHIR ZAMAN "DI KONFRONTASI DENGAN KERAS"

Berikut ini disadur dari Lighthouse Trails, 4 Mei 2009: "Jika kamu adalah seorang Kristen yang percaya Alkitab adalah Firman Allah yang diinspirasikan dan percaya bahwa Yesus Kristus akan datang kembali, kamu sedang dimarginalisasikan. Dan mungkin kamu tidak sadar akan hal itu. Mungkin mengejutkan untuk tahu dari mana proses marginalisasi ini berlangsung. Kita bukan berbicara mengenai dunia hari ini....kita sedang berbicara mengenai orang-orang yang mengaku Kristen dan yang kebetulan sangat berpengaruh. Bahkan, salah satu dari mereka, Rick Warren, baru saja dinamakan oleh majalah Time sebagai anggota 100 orang paling berpengaruh di seluruh dunia. Dalam sebuah artikel bulan April 2009, di majalah Sojourner, pemimpin gerakan emerging church, Brian McLaren, dengan jelas menargetkan orang-orang Kristen yang percaya Yesus Kristus sedang datang kembali, mensinyalir bahwa tipe Kristen seperti inilah yang menyebabkan tidak ada damai di Timur Tengah. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang Kristen yang percaya akhir zaman ini adalah "buruk sekali," "mematikan," dan "terdistorsi. " McLaren mengatakan bahwa dia tumbuh besar dengan pandangan dispensasional (kepercayaan bahwa Yesus Kristus akan datang dan mendirikan kerajaanNya di bumi) tetapi lalu sadar bahwa pandangan ini "secara moral dan etika berbahaya." Ia menyamakan sistem kepercayaan ini dengan rasisme pada tahun 50an dan 60an.....Banyak yang lain telah bergabung dengan McLaren dalam usaha untuk memarginalisasi dan mendiamkan orang-orang Kristen Alkitabiah. Pembela utama Rick Warren (dan menurut informasi juga adalah seorang staf di Saddleback), baru-baru ini menayangkan sebuah artikel di Internet yang mengatakan bahwa pelayanan-pelayanan yang mempertahankan iman (ia memberi contoh Lighthouse Trails) adalah seperti bidat-bidat yang tidak stabil mentalnya, `yang bukanlah orang-orang normal, tukang komplain rata-rata, tukang kritik dan pengomel biasa yang tidak senang dengan hidup ini.....mereka mematikan.' Tony Campolo, dalam bukunya Speaking My Mind, mengatakan bahwa "orang-orang Kristen kaku yang percaya bahwa Yesus bisa saja datang segera," adalah "masalah sebenarnya bagi seluruh dunia."....Dalam bukunya Vintage Jesus, Mark Driscoll mengejek-ejek orang-orang Kristen yang percaya akan ada Armageddon dan pengangkatan (hal. 44, 157)."

JIMMY CARTER MENGATAKAH BAHWA KETIDAKHARMONISAN ANTARA ORANG-ORANG KRISTEN ADALAH "SEPERTI KANKER"

Berbicara di sebuah pertemuan regional New Baptist Covenant pada bulan April, mantan presiden U.S.A. itu menyamakan ketidakharmonisan antara orang-orang Kristen dengan "sebuah kanker yang menjalar dalam tubuh Kristus." Ia mengatakan bahwa cukuplah untuk percaya keselamatan "oleh kasih karunia melalui iman dalam Yesus Kristus," dan bahwa isu-isu lain harus "dikesampingkan" ("Jimmy Carter," The Christian Post, 27 April 2009). Ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan memberikan pada kita Alkitab yang demikian besar, jika sebagian besar isinya tidak atau sedikit berpengaruh! Pertemuan itu, yang diadakan pada tanggal 25-26 April di Wake Forest University di Winston-Salem, North Carolina adalah salah satu dari serangkaian konferensi regional yang muncul dari New Baptist Covenant Celebration pada Januari 2008 di Atlanta, yang mengumpulkan bersama 15.000 orang Baptis dari 30 lebih denominasi dan organisasi. Jimmy Carter adalah seseorang yang sangat salah dan yang tidak mempercayai kata-kata Alkitab. Satu-satunya hal yang diibaratkan kanker dalam Perjanjian Baru adalah pengajaran sesat. Rasul Paulus memberikan peringatan berikut " Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus, yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang" (2 Tim. 2:6-8). Faktanya, sang Rasul bisa saja mengacu kepada orang-orang seperti Jimmy Carter, yang telah merohanikan kedatangan kembali Kristus melalui penafsiran allegoris terhadap nubuat-nubuat Alkitab.

KATEDRAL ANGLIKAN MENYIARKAN LAGU LENNON YANG ATHEISTIK

Lonceng-lonceng Katedral Anglikan di Liverpool, menyiarkan lagu John Lennon yang atheistik berjudul "Imagine" tiga kali tanggal 16 Mei lalu. Seorang jurubicara katedral tersebut mengatakan, "Kami merasa bahwa lagu ini telah menginspirasikan banyak orang untuk memikirkan tentang hubungan mereka dengan Allah dalam hidup mereka" ("Imagine That," The Daily Mail, 17 Mei 2009). Sungguh, banyak anggota Gereja Anglikan tentunya tidak bermasalah sedikitpun untuk membayangkan, bersama Lennon, bahwa tidak ada surga atau neraka. Pada tahun 1994, dilaporkan oleh Sunday Times (31 Juli), bahwa sedikitnya 100 imam Anglikan adalah atheis yang tidak percaya pada "Allah yang eksternal dan supranatural. " Tahun 1996, komisi doktrinal dari Gereja Inggris mengatakan bahwa neraka bukanlah tempat yang ada api dan penyiksaan kekal, dan Uskup Episkopal, John Spong, menulis dalam papernya bahwa gambaran Allah sebagaimana dalam Alkitab "tidak berlaku lagi" (ENI, 6 Des. 1996). Pada bulan September 2008, Gereja Inggris secara resmi meminta maaf kepada Charles Darwin karena telah menolak teori evolusinya ("Church Makes `Ludicrous' Apology," The Daily Mail, 13 Sept. 2008). John Lennon adalah seorang anti-Kristus. Bukunya yang berjudul A Spaniard in the Works, menggambarkan Yesus sebagai El Pifico, "seorang Spanyol Katolik, fasis yang gendut, pemakan bawang putih, bau, kecil dan kuning, dan yang ******* (makian)." Dalam bukunya yang jahat itu, Lennon terus menghujati Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam bukunya "I Found Out," Lennon menyanyi, "Tidak ada Yesus yang akan datang dari langit," dan dalam lagunya "God," ia mengatakan, "Saya tidak percaya Alkitab. Saya tidak percaya Yesus. Saya hanya percaya saya sendiri." Dalam sebuah wawancara dengan sebuah koran di Inggris, Lennon mendefinisikan Allah dengan kata-kata di bawah ini: "Semua energi adalah Allah. Energimu sendiri dan energi mereka, entahkan sedang melakukan hal-hal yang ilahi atau hal-hal yang tidak ilahi" (The Daily Sketch, 9 Okt. 1967). Lennon dan Yoko Ono terlibat occultisme secara mendalam. Buku-buku seperti "Hellhounds on their Trail" yang ditulis oleh Robert Rosen, dan juga buku "Lennon in America" oleh Geoffrey Giuliano, menggambarkan bagaimana Lennon membeli seluruh bagian tentang occult di berbagai toko buku, berkonsultasi dengan kartu tarot, ahli astrologi, dan orang-orang psikis, belajar mengucapkan mantra, mengejar kekuatan magis dari artifak-artifak Mesir, dan percaya dalam reinkarnasi.
Editor: Mengherangkan bahwa banyak orang "Kristen" yang suka lagu-lagu oleh Lennon dan juga tokoh-tokoh Rock `n Roll lainnya. Hidup mereka bertentangan penuh dengan Kristus, dan itu tercermin juga dalam lagu-lagu mereka.

May 16, 2009

ROMA MENARUH MARIA DI TABUT PERJANJIAN

Sebuah monstrance (monstrance adalah semacam alat yang dipakai oleh Gereja Roma Katolik untuk menampilkan hosti ekaristi mereka saat acara-acara khusus, seperti Eucharistic adoration atau Benediction of the Sacred Sacrament. Dalam acara khusus ini, wafer "suci" yang menurut mereka adalah tubuh dan darah Yesus yang sebenarnya, ditaruh pada alat yang disebut monstrance itu, lalu monstrance diangkat untuk disembah oleh umat. Inilah yang disebut "Eucharistic Adoration") yang dibuat untuk Gereja St. Stanislaus Kostka di Chicago menggambarkan Maria berada di atas Tabut Perjanjian. Tangan Maria terbuka dan dua malaikat sedang berlutut di hadapannya. Monstrance tersebut, yang diberi nama "Our Lady of the Shrine, Ark of Mercy," didedikasikan tanggal 31 Mei 2008 (Catholic News Service, 10 Juni 2008). Ini adalah murni penghujatan. Tabut Perjanjian dulu terletak dalam ruang Mahakudus dalam Bait Perjanjian Lama, di mana hadirat Allah berada (Keluaran 25:22). Malaikat tidak menyembah makhluk ciptaan (Kis. 14:11-15; Wah. 19:10). Monstrance ini menyatakan dogma Roma bahwa Maria adalah co-redemptress (sesama penyelamat) dengan Kristus, dan bahwa dia berdoa bagi orang dari surga dan membantu keselamatan mereka. Berikut ini adalah kutipan-kutipan Konsili Vatikan Kedua: "Seperti yang dikatakan oleh St. Irenaeus, dia (Maria) karena ketaatannya, menjadi penyebab keselamatan bagi dirinya sendiri dan seluruh umat manusia. Jadi tidak sedikit Bapa-bapa awal yang dengan senang menegaskan seperti dia (Irenaeus) dalam khotbah mereka.... `kematian melalui Hawa, KEHIDUPAN MELALUI MARIA.' Persatuan antara IBU DENGAN ANAK DALAM KARYA KESELAMATAN ini dinyatakan mulai dari pembuahan perawan Kristus hingga kematianNya" (Dogmatic Constitution on the Church, pasal 8, II, 56, hal. 380-381). "Ketika diangkat ke Surga, dia (Maria) tidak meninggalkan jabatannya penyelamatannya, tetapi DENGAN DOANYA YANG BERLIPAT GANDA TERUS MENERUS MEMBERIKAN KITA KARUNIA KESELAMATAN KEKAL.....Demikianl ah sang Perawan yang diberkati disebut dengan gelar ADVOCATE, HELPER, BENEFACTRESS, dan MEDIATRIX" (Dogmatic Constitution on the Church, pasal 8, II, 62, hal. 382-383).

GURU DI INGGRIS DINON-AKTIFKAN SETELAH MENOLAK SESI CUCI OTAK HOMOSEKSUAL

Berikut ini disadur dari "Teacher Bucks Homosexual Training," OneNewsNow, 6 Mei 2009: "Seorang guru Kristen di Inggris telah dinon-aktifkan setelah dia komplain tentang pemakaian jam kelas untuk mempromosikan homoseksualitas sebagai gaya hidup yang dapat diterima. Kwabena Peat adalah satu dari antara beberapa orang guru yang melakukan walk out pada hari training dan indoktrinasi yang diwajibkan oleh sekolah, dan ia melakukan itu karena kepercayaan Kristennya. LifeSiteNews. com melaporkan bahwa Peat menulis sebuah surat kepada tiga orang anggota staf yang mengorganisir sesi tersebut di Park View Academy. Dalam surat itu, ia menyatakan ketidaksetujuannya dengan pembicara dan pendiri dari program pro-homoseksual, Schools Out, Sue Sanders, yang menyatakan dalam presentasinya yang agresif bahwa orang-orang yang percaya homoseksualitas adalah abnormal perlu membereskan "hal-hal" dalam hidup mereka. Setelah surat tersebut, Peat dinon-aktifkan, dengan gaji tetap jalan, hingga sekolah nanti menentukan nasibnya sebagai seorang pegawai. Matt Barber, direktur masalah budaya di Liberty Counsel, menyatakan bahwa insiden itu adalah contoh perwakilan gerakan aktivis homoseksual. `Mereka bukan hanya ingin dibiarkan hidup, sebagaimana dinyatakan oleh salah satu pemimpin masyarakat homoseksual yang paling berpengaruh baru-baru ini,' katanya. `Yang mereka tuju sebenarnya adalah untuk mendiamkan semua perlawanan terhadap gaya hidup homoseksual – bahkan jika hal itu didasarkan pada kepercayaan agama yang mendalam – dan mereka rela melakukan apa saja untuk hal itu.'"

ORANG YANG MATI SETELAH "DISEMBUHKAN" DI PENCURAHAN LAKELAND

Sebuah penyelidikan oleh majalah World telah menemukan bahwa sedikitnya dua orang dari antara mereka yang "disembuhkan" selama kebaktian penyembuhan Todd Bentley di Lakeland, Florida, ternyata telah meninggal akibat penyakit mereka. Berikut ini adalah cuplikan laporannya: "Christopher Fogle, dari Cedar Rapids, Iowa, senang sekali memancing. Aktivitas itu menjadi selingan bagi karirnya yang serba cepat selama 25 tahun di restoran Perkins. Tetapi ketika Fogle menderita kanker berat, perjalanan-perjalan an memancingnya yang menenangkan, terhenti. Hal itu menjadi pukulan yang berat bagi laki-laki 45 tahun yang aktif tersebut. Tetapi bagi Todd Bentley, pengkhotbah televisi dan seseorang yang mengklaim sebagai "penyembuh," kanker tersebut adalah suatu kesempatan untuk "menyatakan kemuliaan Allah." .....Pada puncak apa yang banyak orang sebut kebangkitan rohani, WORLD menanyai Bentley tentang penyembuhan- penyembuhan tersebut, misalnya seperti kasus Fogle, dan meminta daftar orang-orang yang disembuhkan di kebaktian-kebaktian nya. Para pembantunya memberitahu saya bahwa Bentley sedang keluar kota dan daftar orang-orang yang disembuhkan tidak dapat ditemukan. Tetapi, satu minggu kemudian, dan setelah berpuluh-puluh kali meminta, pelayanan itu akhirnya mengirimkan sebuah daftar 13 nama. Fogle adalah nomor 12 di daftar itu, bersama dengan catatan ini: "Disembuhkan melalui Pencurahan dan kini kembali memancing." Itu adalah tanggal 8 Agustus 2008. Hanya ada satu masalah. Dua minggu sebelumnya, tanggal 22 Juli, Christopher A. Fogle, menurut catatan kematiannya di kota Keokuk (Iowa), "meninggalkan hidup ini....setelah pertarungan yang berani melawan kanker." Melihat ulang daftar tersebut setelah hampir satu tahun kemudian memperlihatkan bahwa Fogle bukanlah satu-satunya orang yang "disembuhkan" tetapi telah mati. Ketika saya menelpon Phyllis Mills, dari Trinity, N.C., pada tanggal 22 April, untuk mendengarkan kesaksian penyembuhannya, seorang anggota keluarganya yang sopan menjawab, "Phyllis meninggal beberapa hari yang lalu. Bahkan saat ini juga kami sedang akan menuju penguburannya. " Mills, 66 tahun saat meninggal, menderita kanker paru-paru dan sedang menjalani terapi yang agresif ketika dia, menurut daftar tersebut, "disembuhkan di kebangkitan rohani." Mills "sedang menjalani radiasi, tetapi dikirim pulang" menurut catatan di daftarnya Bentley, "tanpa jejak kanker di tubuhnya" ("Heal or Heel," World, 23 Mei 2009). Kebangkitan rohani Bentley berakhir dengan skandal bulan Agustus 2008 setelah Bentley mengumumkan bahwa dia berpisah dengan istrinya. Bulan November 2008, Fresh Fire ministry menyatakan bahwa Bentley bersalah atas perzinahan dengan seorang "mantan staf," dan pada tanggal 9 Maret 2009, Rick Joyner mengumumkan bahwa Bentley telah menikah dengan staf yang sama. Sobat, Allah memberikan kita petunjuk yang jelas dalam Kitab Suci mengenai penyembuhan, dan Yakobus 5 sama sekali tidak menggambarkan sebuah "kebaktian penyembuhan" yang kacau. Kita percaya ada penyembuhan ilahi hari ini melalui doa, tetapi kita tidak percaya akan para tukang show Pantekosta yang berpura-pura memiliki karunia penyembuhan yang sebenarnya hanya dimiliki Rasul (2 Korintus 12:12).

ORANG-ORANG KRISTEN DIPENJARAKAN DI CINA

Berikut ini disadur dari "18 orang Kristen ditangkap," Christian Newswire, 4 Mei 2009: "Tanggal 30 April 2009, sekelompok orang Kristen yang berjemaat di rumah-rumah dan para pemimpin grup gereja rumah China Gospel Fellowship (CGF) bertemu untuk mengadakan kebaktian di sebuah rumah di kota Xinye, propinsi Henan, ketika mereka diserbu oleh selusin perwira PSB. Delapan belas orang Kristen dibawa ke Biro Keamanan Umum (PSB/Public Security Bureau) kota Xinye. Mereka masing-masing dipaksa untuk membayar denda 1000 yuan (sekitar $150). Sampai dengan berita ini diturunkan, 16 orang Kristen masih ditahan oleh PSB, termasuk 10 orang pengkhotbah dari propinsi Hubei."

May 1, 2009

BUNGA YANG LEBIH MENYUKAI BUMBLEBEE (LEBAH BESAR)

Berikut ini disadur dari Creation Moments, http://www.creation moments.com/ radio/transcript .php?t=2346:
"Bunga Virginia Meadow Beauty menyediakan beberapa trik langka bagi mereka yang hendak menyerbukinya. Seekor lebah madu bisa seharian berkutat di bunga itu dan tidak mendapat serbuk sari sedikitpun. Faktanya, riset mengindikasikan bahwa lebah madu tidak tahu harus melakukan apa dengan bunga itu. Namun, bunga Virginia Meadow Beauty ini diserbuki oleh bumblebee (lebah besar), bukan lebah madu. Serbuk sari bunga ini hanya tahan selama satu hari saja, walau bunganya tetap mekar selama beberapa hari. Ia memberi sinyal pada bumblebee bahwa serbuk sarinya sudah `kadaluarsa' dengan mengubah warnanya, dan berfungsi untuk menarik lebih banyak bumblebee untuk datang (barangkali supaya bunga lain yang belum kadaluarsa segera dihinggapi). Lalu kenapa bumblebee bisa namun lebah madu tidak? Rupanya si bumblebee cukup berdengung saja, dan bunga itu menembakkan serbuk sarinya dengan kekuatan 30x lipat gravitasi – lebih dari gaya yang harus ditahan oleh astronot! Bukan karena ukuran bumblebee yang lebih besar, namun frekuensi dengungannya yang pas. Allah telah menyediakan bagi bunga Meadow Beauty dengan ajaib. Dan Ia juga telah menyediakan pengampunan dan keselamatan dalam PutraNya, Yesus Kristus."

SEKOLAH TINGGI CALVIN MASUK ALIRAN EMERGING

Di bulan April, Calvin College di Grand Rapids, Michigan, mengadakan Festival Iman dan Musik yang merayakan filosofi gereja yang sekarang merekah. Beberapa ratus "artis, musikus, kritikus, filsuf, dan pendengar," berkumpul untuk "mendiskusikan dan membedakan bagaimana cara-cara kasih karunia, cinta, belas kasihan, dan iman Kristen diekspresikan dalam dunia musik" ("Figuring It Out," Christianity Today, April 21, 2009). Calvin College mungkin dapat mengakui bahwa mereka "konservatif secara theologis, namun liberal secara budaya." Sekolah ini menganut theologi Reform Kalvinis, namun telah membuang perintah Alkitab untuk memisahkan diri dari dunia. Mereka telah mengadopsi filosofi yang ingin memenangkan masyarakat dengan cara menenggelamkan diri dalam budayanya, dengan cara menjadi misionari kepada budaya. Ken Heffner, Direktur Kegiatan Mahasiswa di sekolah tersebut, berkata bahwa orang Kristen seharusnya "tampil di panggung umum dan menampilkan seni populer dan juga bekerja sama dengan orang lain yang juga menampilkan seni populer." Kita bertanya-tanya, budaya pop mana yang dia maksud, karena semua budaya pop di Amerika Utara adalah kotor secara moral dan bersifat relativistik dan terang-terangan membangkang terhadap perintah Allah yang kudus, dan itu jelas-jelas BURUK! Lupe Fiasco adalah seorang bintang tamu di festival tersebut, walaupun "latar belakang imannya dulu adalah Islam berat," dan "kerohaniannya campur aduk," dan ia memakai kata-kata sumpah serapah. Tidak heran, salah satu tema konferensi tersebut adalah menyerang fundamentalisme yang alkitabiah. Heffner mengolok-olok orang-orang Kristen yang "memiliki reputasi menentang budaya pop" dan "memisahkan diri mereka dari detak jantung kreatif masyarakat" dan "mencoba untuk mendikte apa yang berasal dari Allah dan apa yang bukan." Sungguh ini adalah festival yang kacau dan membingungkan mereka sendiri! Alkitab memberitahu kita secara persis apa yang dari Allah dan apa yang bukan, dan umat Allah bertanggung jawab untuk membedakan antara yang kudus dan yang najis. "Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu" (Ef. 5:11). Tugas kita bukanlah berdialog dengan budaya melainkan memberitakan Firman Tuhan (2 Tim. 4:2). Tuhan Yesus Kristus adalah sahabat orang berdosa, tetapi Ia selalu kudus di segala waktu, tidak pernah ikut serta dalam apapun yang berdosa, mengkhotbahkan pertobatan dan memperingatkan tentang neraka, dan hal-hal ini pasti akan merusak suasana pesta budaya pop manapun! Rasul Paulus menjadi segala-galanya bagi semua orang (1 Kor. 9:22; 10:33), tetapi ia juga menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan, tidak mau menjadi serupa dengan dunia ataupun menjadi pasangan yang tidak seimbang dengan orang yang tidak percaya (1 Tes. 5:22; Rom. 12:1; 2 Kor. 6:14-17). Tuhan Yesus dan para Rasul bukanlah orang-orang yang akan senang dengan pesta rock & roll! Yakobus memperingatkan, "Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah" (Yak. 4:4). Apakah menurutmu Yakobus dan cara berkhotbahnya yang negatif akan disambut di Festival Musik STT Calvin!?