March 27, 2010

TRILOBITE MENENTANG TEORI EVOLUSI

Binatang trilobite yang sederhana adalah salah satu icon evolusi yang justru menentang evolusi. Trilobite, yang dapat ditemukan di lapisan yang mereka sebut "Cambrian," yaitu lapisan yang menurut pemikiran evolusi adalah tahap awal kehidupan di bumi, adalah makhluk yang luar biasa. Trilobite dikatakan hidup 570 juta tahun yang lalu, dan ia dianggap sebagai salah satu binatang khas untuk zaman Paleozoic. Trilobite adalah jenis binatang anthropod, dengan cangkang yang keras dan bersegmen, yang "hidup di lautan bumi purba." Bahkan beberapa ilmuwan evolusionis kini mengakui bahwa trilobite "menentang teori evolusi" ("Trilobites, " Paleodirect. com). Pertama, trilobite menentang evolusi karena ia menjadi fosil dengan cepat. Detil-detil yang sangat luar biasa terdapat pada fosil trilobite, bahkan hingga terpeliharanya detil-detil mikroskopik di mata majemuknya, yang membuktikan bahwa makhluk ini terpapar kepada suatu proses fosilisasi yang bersifat bencana, bukan yang uniformitarian (terjadi perlahan-lahan secara terus menerus). Fosil-fosil yang ditemukan menggambarkan kisah trilobite-trilobite hidup yang menjadi fosil sedemikian cepatnya, mereka masih dalam proses bergerak! Kedua, trilobite menentang evolusi karena ia muncul tiba-tiba dalam catatan fosil tanpa adanya bukti telah berevolusi dari makhluk lainnya. Para evolusionis mengakui bahwa ia "muncul tiba-tiba" dalam "ledakan Cambrian." Ketiga, trilobite menentang evolusi karena ia adalah makhluk dengan tingkat kompleksitas tinggi. Trilobite memiliki antena, banyak kaki yang bersendi, dan struktur insang. Ia melalui serangkaian tahap kehidupan. Dan ia memiliki mata majemuk yang memberikan bukti akan suatu desain yang sangat bagus. Ada mata trilobite yang memiliki 15000 lensa yang bekerja dalam harmoni yang sempurna untuk memberikan penglihatan yang luar biasa kepada makhluk ini, dan setiap lensa sebenarnya adalah suatu doblet yang terdiri dari dua lensa. Penelitian ilmiah telah menemukan bahwa lensa-lensa ini memiliki bentuk yang sempurna untuk menghindari aberasi sferis dan lensa yang kedua diperlukan agar mata dapat bekerja dengan baik di bawah air. Walaupun evolusi mengklaim bahwa "trilobite mengembangkan salah satu sistem visual canggih yang pertama di dunia binatang," tidak ada bukti bahwa mata trilobite ataupun mata lainnya, telah berevolusi. Mata muncul dalam bentuk yang sudah sempurna dalam semua makhluk canggih yang tak terhitung banyaknya, dan sama sekali tidak ada bukti bahwa satu jenis mata berevolusi dari jenis lainnya. Mereka yang mengklaim bahwa mata trilobite "berevolusi" tidak memberikan metode ilmiah untuk menjelaskan bagaimana suatu mujizat seperti itu dapat terjadi hanya karena "kebetulan." Bukan hanya mekanisme fisik yang kompleks di mata yang harus berevolusi, namun juga sistem "kabel" (saraf) yang sangat kompleks di otak dengan kemampuannya yang misterius untuk dapat dengan segera menerima dan menafsirkan sinyal visual. And semua ini harus "berevolusi" di tingkat DNA. Kompleksitas yang tak terbayangkan pada tiap-tiap makhluk hidup di setiap level catatan fosil membuktikan evolusi salah. Trilobite bukan hanya menentang evolusi, ia memberikan bukti akan pengajaran Alkitab tentang air bah yang mendunia. Ia membuktikan hal ini karena, pertama, ia telah ditemukan di gunung-gunung dan berbagai padang pasir di seluruh dunia, di setiap benua, termasuk Padang Gurun Sahara dan pegunungan di Moroko dan British Columbia. Trilobite telah ditemukan di daratan yang sangat jauh dari laut, yaitu di Nevada, Utah, Oklahoma, Indiana, New York, Ohio, Ontario, Australia, Inggris, Cekolowaskia, Jerman, Spanyol, Rusia, Siberia, dan Cina, membuktikan bahwa seluruh bumi pada suatu ketika pernah ditutupi oleh lautan sebagaimana Alkitab katakan! Kedua, trilobite membuktikan Air Bah melalui proses fosilisasi-nya yang cepat, yang telah kita bahas. Hanyalah bencana yang mendunia seperti yang digambarkan dalam Alkitab yang dapat menjelaskan fosil-fosil trilobite. Dalam diri trilobite, eksistensi Allah sungguh dapat "jelas terlihat" (Roma 1:20).

PARA IMAM BERSUARA MENENTANG ATURAN SELIBET

Semakin banyak imam dan mantan imam yang bersuara melawan dogma selibet (tidak boleh menikah) Roma Katolik. Baru-baru ini, Kardinal Christophy Schoenborn, salah satu penasihat terdekat Paus, menyerukan penilaian ulang akan isu selibet ini dan ia "terbuka terhadap argumen-argumen bahwa keimamatan yang tidak menikah semakin menjadi masalah bagi gereja" ("Priests with Love Lives Speak Out," AP, 17 Maret 2010). Penolakan Roma untuk mengizinkan imam-imam-nya menikah adalah dosa terhadap sesuatu yang alamiah yang telah mengakibatkan banyak sekali immoralitas sepanjang abad-abad yang lalu, dan tidak ada yang berubah hari ini. Ada sebuah asosiasi Imam-Imam Menikah di Belgium dan sebuah kelompok dengan nama Light of Day di Perancis beranggotakan 150 wanita yang hidup dengan imam. Direktur kelompok tersebut, Dominique Venturini, mengatakan, "Ketika anda menguburkan sifat manusia, ia mendapatkan jalan untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan cara yang berbeda dan menyimpang." Gereja Katolik di Amerika telah menghabiskan lebih dari satu milyar dolar untuk mempertahankan diri dari gugatan-gugatan hukum yang diakibatkan tindakan pedofilia imam-imam. Laporan dari Associated Press yang di atas mengobservasi bahwa "penyingkapan tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak telah mengguncang kepemimpinan Katolik dari Amerika Serikat ke Irlandia hingga ke Australia, dan dalam minggu-minggu belakangan ini, Jerman, Belanda, Austria, dan Switzerland. " Pernikahan dipraktekkan oleh kebanyakan Rasul Tuhan, termasuk Petrus (1 Kor. 9:5), dan adalah suatu syarat keharusan Alkitabiah bagi seorang gembala (Titus 1:5-6).

GENERASI "ME" (AKU) BERTHEOLOGI

Alkitab menggambarkan tentang suatu "generasi aku" di hari-hari terakhir. "Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri..." (2 Tim. 3:1). Nubuat yang sama memperingatkan bahwa generasi aku tidak akan dapat "menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya." (2 Tim. 4:3). Generasi "aku" sudah tiba pada kita. Ini adalah zaman politik"ku" (demokrasi), musik"ku," fashion"ku," ruang"ku," diet"ku," dan ini adalah zaman dengan lagu tema "I did it my way" (Aku melakukannya dengan caraku). Inilah prinsip dari rock & roll sejak awalnya. "I'm free to do what I want any old time" (Rolling Stone, 1965). Tidak mengherankan, ini juga adalah zamannya gereja"ku" dan theologi"ku, " yang adalah definisi tepat dari gerakan emerging church. Hal ini sangat jelas dalam sebuah konferensi berjudul "Theology After Google" di Claremont School of Theology di California. Para pemimpin gerakan emerging seperti Tony Jones dan Spencer Burke menyajikan suatu filosofi yang dijamin akan menggelitik telinga generasi aku. Mereka mengkontraskan "Gereja 1.0" dari "era lama" dengan "Gereja 2.0" dari era Google. Sementara Gereja 1.0 adalah tentang "kepemimpinan dari atas ke bawah, pengakuan iman, doktrin, dan objektif literal" (yang kedengaran sangat mirip dengan gereja sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Baru), Gereja 2.0 melingkupi "theologi wiki, yang dari bawah ke atas, kebudayaan yang subjektif dan terus berkembang" ("Emergent Christians Mull Theology in Google Era," The Christian Post, 16 Maret 2010). Konferensi tersebut mewakili sebuah gerakan yang disebut "Transforming Theology," yang bertujuan untuk "mentransformasi dan memperbaharui Gereja Kristen dalam dan untuk abad kedua puluh satu." Philip Clayton, seorang profesor di Claremont School of Theology dan seorang pemimpin Transforming Theology, mengatakan bahwa hari ini "tidak ada kriteria ketat mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh." Peserta konferensi, Bob Cornwall, mengobservasi bahwa gerakan tersebut mewakili proses "demokratisasi" theologi. Emerging Church sungguh adalah tiket pemenang bagi generasi yang sesat ini, dan fakta bahwa mereka sedang secara terbuka menargetkan anak-anak dan cucu-cucu dari orang-orang Kristen fundamentalis yang mengasihi Kristus, mengkhotbahkan kasih karunia, dan percaya Alkitab, seharusnya memotivasi kita untuk memperkuat kunci dan memastikan bahwa kita menjangkau dan mempertahankan hati generasi berikutnya.

March 20, 2010

SEORANG BAPTIS UZBEKISTAN MENDAPAT HUKUMAN 10 TAHUN PENJARA

Berikut ini disadur dari Associated Baptist Press, 11 Maret 2010: "Uzbekistan telah menjatuhi seorang Baptis yang ditangkap bulan Januari yang lalu hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan obat-obatan yang menurut teman-teman Baptisnya adalah tuduhan palsu yang dibuat-buat. Forum 18, sebuah pencari berita Norwegia yang mengikuti kisah-kisah tentang penyimpangan- penyimpangan kebebasan beragama, melaporkan bahwa Tohar Haydarov, 27 tahun, dijatuhi hukuman tanggal 9 Maret lalu karena menjual obat-obatan terlarang "dalam jumlah besar." Ia ditangkap tanggal 18 Januari di daerah Syrdarya di Uzbekistan tengah. Otoritas menuduhnya memproduksi dan menyimpan obat-obatan. Teman-teman gerejanya menggambarkan Haydarov sebagai "seorang dengan hati nurani yang murni dan seorang Kristen yang jujur" dan mengklaim bahwa ia telah diatur agar ditangkap karena keyakinan imannya. Hukum agama tahun 1998 di Uzbekistan hanya mengizinkan organisasi agama yang terdaftar. Haydarov adalah bagian dari Baptist Council of Churches, sebuah kelompok yang menolak untuk mendaftarkan jemaat-jemaatnya di dalam negara mantan Uni Soviet tersebut, dan mendukung separasi ketat antara gereja dan negara. Para Baptis yang berbicara kepada Forum 18 mengatakan bahwa setelah penangkapannya, Haydarov dibawa ke stasiun polisi dan ditekan untuk menyangkal imannya. Ketika ia menolak, demikian kata para Baptis, polisi menanamkan sebuah kotak korek api berisi obat-obatan ke dalam kantung bajunya dan menangkap dia. Para anggota gereja melaporkan bahwa di persidangannya yang pertama, wajah Haydarov tampak bengkak seoleh dia telah dipukuli, dan dia hampir tidak bisa berjalan. Konstitusi Uzbekistan secara resmi menjamin kebebasan agama, tetapi kelompok-kelompok agama minoritas mengatakan bahwa hukum telah semakin sering dipakai untuk menekan hak asasi manusi dan kebebasan beragama di sebuah negara yang 84 persen-nya Muslim, 15 persen tidak beragama dan 1 persen Kristen."

PARA ILMUWAN BERTEORI BAHWA KITA SEDANG BEREVOLUSI MENINGGALKAN KEPERCAYAAN AKAN ALLAH

Piala kebodohan minggu ini dimenangkan oleh para partisipan seminar di Universitas Cambridge, yang berteori bahwa Allah hanyalah hasil proses evolusi manusia. Seminar Science and Religion yang diadakan tahunan ini disponsori oleh Templeton Foundation, dan mendiskusikan apa yang mereka sebut evolusi dari moralitas dan kepercayaan akan Allah, dan mempertimbangkan status kepercayaan itu saat ini. Salah satu peserta, Barbara Hagerty, dari National Public Radio, bertanya, "Apakah Allah sedang mati?" Michael Reiss, profesor ilmu pengetahuan dari Institute of Education University di London menjawab bahwa karena konsep manusia akan Allah hari ini berbeda dengan di masa lalu, "tidak akan mengherankan jika pandangan ini terus berubah" ("'Is God Dying?' Questions on Morality, Evolution and the Mind," USA Today, 12 Maret 2010). Orang-orang ini sedang mengikuti jejak kaki Charles Darwin, yang berteori bahwa ketakutan manusia akan Allah tidak berbeda dengan ketakutan seekor monyet terhadap ular. Alkitab dengan tepat mengatakan, "Orang bebal berkata dalam hatinya: 'Tidak ada Allah'" (Maz. 14:1), karena bukti adanya Allah ada di mana-mana. Alam semesta yang sangat kompleks ini tidak mungkin ada karena suatu kebetulan. Proses mutasi dan seleksi alam-nya neo-Darwinian sama sekali tidak menjelaskan apapun. Ketidakberimanan yang merajalela di zaman kita ini adalah bukti lebih lanjut lagi bahwa Alkitab adalah benar, karena sudah dengan jelas dinubuatkan di halaman-halaman Kitab Suci sejak 2000 tahun yang lalu. "Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan"" (2 Pet. 3:3-4).

ELTON JOHN MEMPERSALAHKAN KEKRISTENAN ATAS BUNUH DIRI MANTAN "KEKASIH"NYA

Penyanyi rock Elton John mengklaim bahwa mantan pasangan homoseksnya bunuh diri "karena dia tidak bisa memperdamaikan homoseksualitasnya dengan kepercayaan Kristianinya" ("Elton John's lover committed suicide," The Telegraph, 13 Maret 2010). David Furnish, yang telah "menikah" dengan Elton John sejak 2005, mengatakan bahwa orang yang dimaksud "begitu tersiksa oleh pandangan yang bertentangan antara seksualitasnya dan kepercayaan imannya yang kuat sehingga ia memilih untuk bunuh diri." Pernyataan publik in tujuan utamanya adalah untuk mendorong agenda hak asasi homoseksual dan mengkritik "kekristenan" karena terlalu menghakimi. John dan Furnish telah memproduksi sebuah drama berjudul Next Fall untuk mempromosikan agenda ini. Rocker berumur 62 tahun ini mengatakan, "Kita semua memerlukan kasih. Kita semua memiliki ketakutan dan rasa tidak aman yang sama. Kita semua seharusnya dibiarkan bebas." Memang inilah yang menjadi tema lagu-lagu rock & roll selama ini sejak permulaannya. Di pihak lain, kasih Allah dalam Kristus mengharuskan pertobatan dari penyembahan diri sendiri dan penolakan "moralitas" humanistik yang relatif untuk berserah kepada Allah Mahakuasa dan jalan-jalanNya yang kudus. Allah menawarkan manusia keselamatan yang kekal dan keselamatan tersebut dibeli dengan harga yang mahal, tetapi manusia harus menerimanya sesuai dengan aturan Allah bukan aturannya sendiri. Rata-rata orang yang mengaku Kristen, hanyalah Kristen namanya saja tetapi bukan Kristen sejati; ia tidak pernah dilahirkan kembali melalui pertobatan dan iman dan karenanya tidak memiliki kuasa Allah untuk menghidupi kehidupan yang berubah.

KASIH KARUNIA MURAHAN YANG DIJAJAKAN OLEH MUSIK COUNTRY

Musik "country" sangat populer di antara orang-orang yang mengklaim diri Kristen, termasuk sebagian Fundamentalis, tetapi musik country kontemporer tidak lain adalah rock & roll yang ditutupi oleh topeng kasih karunia murahan. Contoh paling mutakhir akan hal ini adalah lagu "People Are Crazy" oleh Billy Currington, yang mendapatkan nominasi untuk Single of the Year dan Song of the Year di Academy of Country Music Awards. Lagu ini tentang dua orang lelaki yang minum-minum di sebuah bar dan mengingat ulang akan petualangan- petualangan immoral dengan berbagai wanita. Mereka bicara tentang "kasih karunia Allah" dan hidup yang kacau, lalu bernyanyi dalam reff-nya: "God is great, beer is good, and people are crazy." Ini diulang lima kali, tetapi Allah dalam Alkitab tidak cocok dengan hidup yang kotor. Allah memang agung dan kasih karuniaNya indah, tetapi Yesus tidak membayar harga yang mahal, mati bagi dosa-dosa manusia, supaya kita bisa terus hidup sebagaimana kita kehendaki. Ini bukanlah Injil Yesus Kristus. Ini adalah Injil murahan dari musik country, dan ia tidak akan memimpin kepada surga country melainkan kepada neraka yang kekal yang telah diisi oleh setiap individu yang mati tanpa lahir kembali. "Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik" (Titus 2:11-14).

March 13, 2010

MACARTHUR MENYERUKAN "SEPARASI" TETAPI MENGEJEK PARA SEPARATIS

Dalam sebuah pesan kepada ribuan gembala sidang di Konferensi Gembala-Gembala baru-baru ini, John MacArthur menyerukan separasi dari dunia tetapi juga memakai kesempatan tersebut untuk menjelekkan fundamentalis. Ia mengatakan, "gereja, jika ia ingin menjadi sesuatu, haruslah sama sekali terpisah dari kultur (budaya), sama sekali terpisah dari dunia, sama sekali terpisah dari orang-orang tidak percaya....Paulus menuntut pemisahan yang total....Kamu tidak bisa menikahkan gereja dengan kebudayaan umum. Jangan berzinah dengan dunia" ("MacArthur Tells Christians: Don't Fornicate with the World," Christian Post, 5 Maret 2010). Ini adalah seruan yang hebat, sejauh ketulusannya. Masalahnya adalah MacArthur melemahkan posisinya sendiri dengan cara menerima musik rock Kristen yang duniawi dan menolak untuk menarik garis yang jelas dalam hal-hal seperti berpakaian dan entertainment, dan dengan cara bersatu kuk dengan orang-orang yang berkompromi. Ia telah sejak dulu berpartisipasi dalam organisasi National Religious Broadcasters yang sangat ekumenis, dan juga telah menjadi pembicara dalam platform yang sama dengan Gereja Roma Katolik. Ia telah menjadi pembicara dalam pertemuan-pertemuan bersama dengan Billy Graham dan Luis Palau dan sama sekali tidak menegor kesesatan penginjilan ekumene mereka di mana mereka menyerahkan ribuan "petobat" kepada Gereja Roma Katolik. Dengan kata lain, ia berbicara mengenai separasi tetapi ia menolak untuk mempraktekkannya. Ia sedemikian khawatir bahwa ada orang yang akan mengidentifikasi dirinya sebagai seorang fundamentalis, sehingga ia tidak mengkhotbahkan dan mempraktekkan separasi dengan cara yang ketat. Ia harus bergeser. Dalam khotbah yang sama, ia melabel fundamentalisme sebagai sesuatu yang "kejam dan tidak alkitabiah" karena fundamentalisme membangun "tembok-tembok yang tinggi dalam hal tingkah laku dan hubungan-hubungan" dan menjelekkan mereka yang melangkahi tembok-tembok itu. Membangun tembok dalam hal tingkah laku dan hubungan-hubungan adalah persis apa yang Alkitab tuntut dalam hal seruan untuk separasi (mis. Roma 12:2; 16:17; 2 Kor. 6:14-18; Ef. 5:21; 1 Tim. 6:3-5; 2 Tim. 3:5; 1 Yoh. 2:15-17), tetapi mengenai menjelekkan mereka yang melangkahi tembok-tembok tersebut, ini adalah gambaran yang sangat salah. Sebagai contoh, saya tidak menjelekkan para penginjil ekumene atau para rocker Kristen; saya menegor mereka secara Alkitabiah, dan sama sekali tidak ada yang kejam dalam hal ini! Memperingatkan tentang dosa dan kesalahan tidaklah kejam! MacArthur berkata, "Saya dari sifat saya bukanlah sejenis separatis yang berpikiran sempit dan yang mau mengunyah-gunyah siapapun juga yang melangkahi garis yang telah saya tarik." Bagus, saya juga bukan demikian! Saya telah menjadi seorang fundamentalis selama 36 tahun, dan mayoritas besar pengkhotbah- pengkhotbah fundamentalis yang saya kenal tidak cocok dengan gambaran seperti itu. Ini adalah target palsu yang secara kejam didirikan, dan saya sangat menyayangkannya. Tentu saja, pengkhotbah- pengkhotbah separatis hanyalah manusia dan ada yang lebih rohani dibandingkan yang lainnya, tetapi dari pengalaman saya, mayoritasnya hanyalah mencoba untuk menaati Alkitab dan menyenangkan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka, yaitu hal yang sama yang MacArthur klaim dia lakukan. Jika ada pihak yang menjelekkan orang lain, itu adalah MacArthur yang menjelekkan para fundamentalis. Orang ini telah mengambil beberapa sikap yang baik di tengah-tengah komprominya (misalnya, memperingatkan akan gerakan kharismatik dan gerakan emerging church), dan dia seharusnya berhenti menjelekkan para fundamentalis, melainkan justru merendahkan hati dan belajar dari mereka.

PASANGAN SUAMI ISTRI MEMBIARKAN ANAK MEREKA SENDIRI MATI SEMENTARA MEREKA MEMBESARKAN ANAK VIRTUAL REALITY

Di Korea Selatan, satu pasang suami istri membiarkan bayi mereka yang tiga bulan mati kelaparan sementara mereka membesarkan "anak virtual reality" di web. Bayi tersebut dibiarkan sendirian sementara mereka bermain sebuah game role-playing fantasi yang disebut Prius Online untuk waktu yang lama di sebuah cafe internet ("Baby Dies While Couple Raises Virtual Child," CNN, 7 Maret 2010). Laporan mengatakan bahwa Prius adalah "sebuah game di mana pemain membesarkan suatu teman online, Anima, yaitu seorang perempuan muda dengan kuasa-kuasa misterius yang dapat bertumbuh dan meningkatkan kemampuannya seiring dengan perjalanan game." Korea Selatan adalah negara teknologi tinggi dengan jaringan broadband yang merupakan salah satu tercepat di dunia, dan cafe game internet 24 jam, yang dikenal dengan sebutan PC Bangs, "berjamuran di setiap lingkungan kota." Online gaming sangatlah besar di seluruh Asia, dan orang-orang muda ada yang mati dalam sesi -sesi game marathon. Teknologi sebagai fenomena utama di akhir zaman telah dinubuatkan dalam Daniel 12. Ia dapat digunakan untuk kebaikan atau untuk kejahatan, tetapi karena dunia ini saat ini adalah milik Iblis (ilah zaman ini, 2 Korintus 4:4), dan karena "rahasia kedurhakaan" sedang bekerja dengan kuat hari ini, maka kejahatan adalah bahaya yang selalu mengancam. "Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (1 Pet. 5:8).

SADDLEBACK NGE-ROCK UNTUK PASKAH

Rick Warren telah mengumumkan bahwa grup rock The Jonas Brothers akan tampil di perayaan Paskah Gereja Saddleback di Stadium Angel tanggal 4 April ini. Tanggal itu juga adalah ulang tahun ke-30 gereja besar tersebut. The Jonas Brothers adalah sebuah band laki-laki yang digandrungi oleh ribuan fans perempuan yang berpikiran kedagingan. Anggota-anggota band ini adalah orang-orang yang mengaku Kristen, tetapi musik mereka duniawi. Lagu mereka yang berjudul "Burnin' Up" berbunyi demikian: "Baby, who turned the temperature hotter? Cause I'm burnin up, burnin up for you baby. ... I fell so fast/ Can't hold myself back/ High heels, red dress/ All by yourself, gotta catch my breath." Tidak ada yang alkitabiah atau bagus mengenai hal-hal seperti ini. Alkitab melarang umat Allah untuk sama dengan dunia ini (Roma 12:2) dan memperingatkan bahwa "persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah" dan "barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah" (Yakobus 4:4). Kata-kata yang sangat kuat ini diabaikan oleh rata-rata gereja hari ini. Ledakan modern gereja-gereja yang semakin serupa dengan dunia berbarengan dengan majunya musik kontemporer Kristen, yang mulai tahun 1960an. Pada tahun-tahun itulah A.W. Tozer menyatakan: "Selama berabad-abad gereja telah berdiri teguh melawan setiap bentuk entertainment duniawi, menyadari sifat sebenarnya dari semua itu. Oleh karena sikap ini gereja telah dianiaya oleh anak-anak dunia ini. Tetapi belakangan ini dia telah capek dianiaya dan telah menyerah dalam pergumulan ini. Jika ia tidak dapat mengalahkan ilah besar dunia Entertainment, maka ia akan bergabung dengannya dan mempergunakan sebisa mungkin kekuatan-kekuatanny a. Jadi, hari ini kita melihat hal yang aneh sekali, jutaan dolar dikeluarkan untuk pekerjaan tidak kudus menyediakan entertainment duniawi bagi orang-orang yang katanya adalah anak-anak surga. Orang-orang beragama kini melaksanakan "kebaktian" yang sedemikian karnal (kedagingan) , sedemikian kafir, sehingga tidak dapat dibedakan dengan pertunjukan- pertunjukan lawak dunia di masa lampau. Dan jika seorang pengkhotbah atau penulis menantang kesesatan ini maka ia akan dicemooh dan dianiaya dari segala sudut. Ketika gereja bergabung dengan dunia, maka ia bukan lagi gereja yang sejati tetapi suatu monster gabungan yang menyedihkan, dipandang rendah oleh dunia, dan menjijikkan bagi Tuhan. Kita harus memiliki reformasi yang baru. Harus ada perpisahan yang jelas dengan agama palsu yang tidak bertanggung jawab, gila hiburan, kafir, dan yang mengaku sebagai iman sejati kepada Kristus itu dan yang sedang disebarkan di seluruh dunia oleh orang-orang tidak rohani menggunakan cara-cara yang tidak alkitabiah untuk tujuan mereka sendiri." Jika manusia-manusia rohani mengatakan ini 50 tahun yang lalu, apakah yang harus dikatakan oleh pengkhotbah- pengkhotbah hari ini!

March 6, 2010

DIALOG ANTAR-AGAMA YANG DILAKUKAN OLEH INJILI TERUS MENYEBAR

Dialog antar-agama terus menyebar di kalangan "Injili." Majalah Lausanne World Pulse edisi Maret 2010 memfitur sebuah artikel dengan judul "Interfaith Interface with Buddhists" oleh Chandler Im. Penulisnya adalah direktur Ethnic Ministries di Billy Graham Center di Wheaton College dan juga profesor bidang misi di Faith Evangelical Ministry di Tacoma, Washington. Chandler Im mengutip Lesslie Newbigin secara positif, katanya, "Saya sangat setuju dengan klaim Newbigin bahwa sebelum seseorang merasakan dalam jiwanya kuasa dan pengaruh dinamis dari sebuah agama yang hebat, maka ia belum mendengar atau mengerti makna dari agama tersebut." Ini adalah kesesatan. Tidak pernah dalam Alkitab diajarkan agar umat Allah mempelajari agama-agama penyembah berhala lainnya untuk "merasakan" kuasa dinamis mereka. Sebaliknya, Alkitab mengatakan bahwa kuasa di balik agama-agama penyembah berhala adalah Iblis dan memperingatkan kita dengan kata-kata yang keras untuk menjauhinya. "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? … Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu" (2 Kor. 6:14, 15, 17). Newbigin, seorang penulis favorit para pendukung gerakan emerging church, adalah Associate General Secretary di World Council of Churches yang sangat sesat radikal. Dalam tulisan The Gospel in a Pluralist Society, Newbigin menyangkal bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhami secara kata per kata dan ia mengatakan bahwa para pembela iman abad ke-18 salah ketika mereka mengajarkan bahwa Alkitab adalah "kumpulan kebenaran yang berlaku sepanjang zaman." Lebih jauh lagi, Newbigin mengatakan, "Semua yang disebut fakta adalah fakta yang telah diinterpretasikan. ...Apa yang kita lihat sebagai fakta tergantung pada teori yang kita pakai saat observasi" (hal. 21). Ini adalah prinsip emerging church yang liberal, yaitu bahwa semua penafsiran Alkitab adalah tidak sempurna. Newbigin mengajarkan bahwa ada kemungkinan keselamatan di luar dari iman pribadi kepada Kristus. Lausanne World Pulse edisi Maret juga memfitur sebuah artikel yang mempromosikan kesesatan bahwa orang-orang Hindu tidak harus dibaptis atau beridentifikasi dengan sebuah gereja setelah "menerima Kristus." Artikel ini, "Sharing Christ in Hindu Contexts," ditulis oleh Lalsangkima Pachuau dari Asbury Theological Seminary. Pachuau melaporkan dengan penuh persetujuan bahwa ada sebagian "orang percaya" di India yang "menemukan bahwa diberi label 'Kristen' tidaklah perlu dan tidaklah menolong karena mengisolasi mereka dari komunitas asal mereka (Hindu)." Injili modern sudah kacau dan penuh dengan pemikiran yang sesat dan berbahaya.

UNIFORMITARIANISME DAN LILIN YANG MENYALA

Bukti-bukti untuk evolusi selalu bergantung kepada asumsi-asumsi evolusionis. Hilangkan asumsi itu, dan "bukti" pun hilang. Berikut ini disadur dari buku The World That Perished oleh John Whitcomb: "Banyak ilmuwan mengklaim memiliki metode-metode yang hampir tidak dapat gagal untuk menentukan umur bumi dan berbagai formasi di permukaan bumi. Tetapi semua metode ini dibangun di atas dua asumsi dasar yang tidak dapat dibuktikan: (1) asumsi tentang titik awal atau kondisi semula dan (2) asumsi bahwa laju perubahan adalah sama / seragam mulai dari titik awal itu hingga hari ini. Perhatikanlah contoh sebuah lilin yang menyala di sebuah di rumah kosong. Saat ini ia sedang menyala dengan laju pembakaran lilin satu inci per jam. Pertanyaan: Berapa lamakah ia telah menyala? Jawaban: Tidak ada seorangpun yang dapat tahu kecuali jika dapat diketahui berapa tinggikah lilin itu saat pertama dinyalakan, dan berapa cepatkan laju pembakaran sejak awalnya!! Pertanyaan: Berapa tuakah bumi? Jawaban: Tidak ada seorangpun yang dapat tahu kecuali jika dapat diketahui bagaimana bumi pada awalnya dan berapakah laju perubahan sejak awalnya itu!"

LAGU CCM YANG POPULER MEMPROMOSIKAN KESATUAN EKUMENE

Lagu "Why Can't All God's Children Get Along," yang mempromosikan kesatuan ekumene, masuk dalam "Song of the Year" dari Dove Awards. Lirik lagu ini menyatakan: "Why can't all God's children get along/ We can't all be right/ we can't all be wrong/ We're just different singers in the same old song/ Why can't all God's children get along?" Popularitas dari lagu ini, yang ada dalam CD Karen Peck "No Worries," sama sekali tidak mengherankan, karena ini adalah salah satu lagu tema gerakan Contemporary Christian Music yang tidak Alkitabiah sejak awalnya. (Ini juga menjadi salah satu lagu tema dari Southern Gospel kontemporer, dan sangatlah membuka mata bahwa Bill Gaither dan Mark Lowry telah memuji-muji lagu " Why Can't All God's Children Get Along"). Pada kenyataannya, Contemporary Christian Music adalah salah satu lem yang mempersatukan gerakan ekumene akhir zaman. Tipe musik yang sama telah menjadi populer di kalangan modernis, Katolik, Kharismatik, dan Injili. Tidak ada satupun musisi CCM yang saya tahu yang menentang ekumenisme dan yang mendukung pengajaran seluruh doktrin Alkitab, separasi gerejawi, separasi pribadi dair dunia, dll. Mereka telah menggantikan perintah-perintah Firman Allah untuk memisahkan diri dari kesalahan dengan filosofi kesatuan yang membuat mereka merasa enak. Jawaban untuk pertanyaan "Why Can't all of God's children get along" (Mengapakah semua anak-anak Allah tidak bisa bersatu/akur? ) dapat ditemukan dalam Alkitab. Yesus dan para Rasul memperingatkan berulang-ulang bahwa banyak guru-guru palsu akan muncul dan bahwa orang-orang Kristen "KTP" akan bertambah banyak seiring dengan perkembangan zaman gereja (mis. Mat. 7:15, 21-23; 24:11, 24; 2 Tim. 3:13; 4:3-4). Umat Allah diinstruksikan untuk berjuang mempertahankan iman yang benar (Yudas 3) dan untuk menandai dan menjauhi mereka yang sesat (Roma 16:17; 2 Kor. 6:14-18; 2 Tim. 3:5). Ini bukanlah sesuatu yang opsional bagi iman Kristiani. Fakta bahwa gerakan Contemporary Christian Music sangat membenci separasi Alkitabiah dan menolak peringatan-peringat an Alkitab tentang kesesatan akhir zaman adalah bukti bahwa gerakan ini bukan dari Allah. Ini adalah gerakan yang telah menjadi musik pop sebagai ilah.

PENELITIAN MENGHUBUNGKAN GAME VIDEO YANG PENUH KEKERASAN DENGAN PIKIRAN DAN TINDAKAN KEKERASAN

Berikut ini disadur dari The Washington Post, 1 Maret 2010: "Sebuah penelitian dalam Psychological Bulletin, edisi Maret, yaitu sebuah jurnal dari Asosiasi Psikologi Amerika, menunjukkan bahwa bermain game video yang penuh kekerasan meningkatkan pikiran, sikap, dan tindakan kekerasan di antara para pemain tersebut. Dan game itu sama sekali tidak ada gunanya dalam meningkatkan tindakan-tindakan sosial. Psikologis Craig Anderson dari Universitas Iowa dan timnya menganalisa penelitian-peneliti an yang sudah pernah dilakukan terhadap 130000 orang di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Penemuannya berlaku untuk para pemain dari kebudayaan Barat dan Timur, untuk pemain lelaki maupun perempuan, dan juga untuk pemain dari kelompok umur yang bervariasi.. ..penelitian baru tersebut menemukan bahwa pemaparan terhadap game-game video yang penuh kekerasan juga tindakan, kognisi, dan afek yang agresif. Game-game tersebut me-desensitisasi para pemain dan berhubungan dengan kurangnya empati dan kurangnya perilaku-perilaku yang pro-sosial.

USKUP EPISKOPAL MENGATAKAN BAHWA PAULUS TIDAK MENYERANG HOMOSEKSUALITAS

V. Gene Robinson, "uskup pertama yang gay" secara terbuka di Gereja Episkopal di Amerika, mengklaim bahwa Paulus tidak menyerang homoseksualitas di Roma 1:26-27, yang berbunyi sebagai berikut. "Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka." Robinson mengatakan, "St. Paulus berbicara mengenai orang-orang yang dia tahu bersifat heteroseksual tetapi melakukan hubungan seks sesama jenis. Tidak pernah tercetus dalam pikiran orang-orang di masa lampau bahwa sebagian minoritas dari kita akan lahir dengan orientasi kasih terhadap orang-orang sama jenis. Jadi sepertinya memang melawan kewajaran untuk melakukan hal tersebut" ("First Openly Gay Episcopal Bishop," CNSNews.com, 4 Feb. 2010). Ini adalah omong kosong. Paul menyerang tindakan homoseksual secara keseluruhannya, yang cocok dengan pengajaran seluruh Alkitab. Allah membuat pernikahan yang pertama antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dan mengatur bahwa semua hubungan seksual di luar dari pernikahan adalah dosa (Ibrani 13:4). Robinson melanggar janji pernikahannya dua dekade yang lalu ketika ia meninggalkan istrinya dan dua putri yang masih muda untuk pindah ke rumah partner lelakinya. Dalam sebuah pidato tanggal 29 April 2009, Robinson mengatakan, "...kita layak untuk mengangkat tinggi kepala kita sebagai orang-orang gay....BUKAN hanya karena kita memutuskan bahwa kita layat, tetapi karena Allah telah menyatakannya. Bahwa kita dikasihi lebih dari imajinasi kita yang paling liar oleh Allah yang menciptakan kita sebagaimana kita ada dan yang menyatakannya baik." Ini adalah bukti jelas akan pengilhaman Alkitab, karena kejadian seperti ini adalah penggenapan nubuat-nubuat Alkitab (misal 2 Petrus 2).

GEREJA PRESBYTERIAN USA MENYETUJUI PENAHBISAN HOMOSEKSUAL

Tanggal 20 Februari yang lalu, sebuah gereja Presbyterian di Wisconsin menyetujui penahbisan Scott Anderson, yang pernah dipecat 20 tahun yang lalu. Anderson tadinya menggembalakan Gereja Presbyterian Bethany di Sacramento, California, dari tahun 1983 hingga 1990, sebelum dia dipaksa untuk turun karena homoseksualitasnya, karena konstitusi Gereja Presbyterian USA mengharuskan para gembala "hidup dalam kesetiaan pernikahan antara seorang lelaki dengan seorang wanita, atau dalam kekudusan kehidupan tak menikah." Pada tahun 2006, Sidang Raya Gereja Presbyterian USA "menafsir ulang" hal ini dan mengizinkan penahbisan orang-orang homoseksual jika diterima oleh badan kepemimpinan lokal. Jelas sekali bahwa kata-kata sama sekali tidak memilki arti bagi orang-orang ini, baik itu kata-kata Alkitab maupun kata-kata konstitusi mereka sendiri. Penahbisan Anderson yang baru disetujui oleh sejawatnya yang sesat dengan proporsi 81 banding 25.