June 19, 2010

STEPHEN HAWKING MENGATAKAN BAHWA ILMU PENGETAHUAN AKAN MENANG MELAWAN AGAMA

Stephen Hawking, profesor matematika di Cambridge dan penulis buku-buku bestseller, mengatakan bahwa ilmu pengetahuan akan menang melawan agama. Dalam sebuah wawancara dengan Diane Sawyer dari ABC Wolrd News, Hawking ditanya mengenai apakah ada cara untuk memperdamaikan ilmu pengetahuan dengan agama. Ia menjawab, "Ada perbedaan yang mendasar antara agama, yang berlandaskan otoritas, [dengan] ilmu pengetahuan, yang berlandaskan pengamatan dan akal budi. Ilmu pengetahuan akan menang karena ia bekerja [dalam dunia nyata]" ("Stephen Hawking on Religion: Science Will Win," ABC World News, 7 Juni 2010). Pada kenyataannya, ilmu pengetahuan sama sekali tidak bekerja ketika harus menjawab pertanyaan-pertanya an besar tentang kehidupan. Dalam wawancara yang sama, Hawking, yang seharusnya "tahu lebih banyak tentang alam semesta dari hampir semua orang lain di bumi ini," mengatakan "Saya ingin tahu mengapa alam semesta eksis." Ilmu pengetahuan tidak akan pernah bisa menjawab pertanyaan itu atau seribu pertanyaan lainnya. Apakah ada Allah, dan jika ya, siapakah Dia, seperti apakah Dia, dan bagaimanakah saya dapat mengenalNya secara pribadi? Mengapakah alam semesta mengikui hukum-hukum yang tepat yang dapat ditemukan oleh manusia melalui ilmu pengetahuan? Apakah manusia? Mengapakah ia begitu berbeda dari binatang, padahal katanya ia berevolusi dari binatang? Apakah jiwa manusia itu? Dari manakah asalnya dan apakah yang terjadi padanya setelah kematian? Hingga masa pensiunnya yang baru-baru ini, Hawking menjabat posisi di Cambridge yang dulu pernah dijabat oleh Sir Isaac Newton, tetapi Newton jauh lebih maju daripada Hawking dalam hal ia tidak tertipu sehingga mengira bahwa ilmu pengetahuan dapat tahu segala-galanya. Newton, yang menemukan hukum gravitasi, mengatakan, "Gravitasi menjelaskan pergerakan planet-planet, tetapi tidak dapat menjelaskan siapa yang menggerakkan planet-planet tersebut." Ini menggarisbawahi perbedaan antara Newton dan Hawking. Dari wawancara Sawyer, sepertinya Hawking tidak mengerti keterbatasan ilmu pengetahuan. Newton percaya ada Allah Pencipta, dan ia menyebut atheisme "tidak berakal dan busuk." Ia percaya bahwa Alkitab adalah wahyu Allah tentang diriNya kepada manusia, dan Newton menghabiskan lebih banyak waktu mempelajari Alkitab daripada ilmu pengetahuan. Ia mengatakan, "Sistem matahari, planet-planet, dan komet yang teramat indah ini, hanya mungkin berasal dari pikiran dan kuasa Pribadi yang intelijen... .Allah yang Supreme adalah Pribadi yang kekal, tidak terbatas, dan sempurna absolut." Allah inilah yang telah ditolak oleh ilmu pengetahuan modern, tetapi penolakan itu bukanlah didasarkan pada fakta-fakta ilmiah, melainkan atas kebencian yang disengaja dan adalah salah satu bukti bahwa Alkitab adalah sebagaimana klaimnya, Firman Allah yang tidak dapat gagal (2 Petrus 3:3-5).

No comments:

Post a Comment