July 31, 2010

WANITA-WANITA KRISTEN FEMINIS MENUNTUT PERMINTAAN MAAF ATAS "PENGAJARAN YANG MERENDAHKAN WANITA"

Sebuah kelompok yang menyebut dirinya Freedom for Christian Women Coalition (Koalisi untuk Kebebasan Wanita Kristen) telah mengeluarkan sebuah "Tuntutan Permintaan Maaf" dari mereka yang mengajarkan bahwa wanita harus tunduk kepada suami mereka dan bahwa mereka tidak boleh berkhotbah. Kelompok itu secara spesifik mengecam Council on Biblical Manhood and Womanhood (CBMW) karena pandangan CBMW yang "komplementer" yang menyatakan bahwa laki-laki dan wanita "sama dan seimbang diciptakan dalam rupa dan gambar Allah tetapi memberikan fungsi dan peran yang komplementer tetapi berbeda bagi mereka [laki dan perempuan]." Posisi ini menjadi bagian dari pernyataan Baptist Faith and Message denominasi Southern Baptist pada tahun 1998. Kata-katanya sebagian adalah bahwa "istri harus menundukkan diri dengan penuh keanggunan kepada kepemimpinan suaminya [kepemimpinan yang melayani] sebagaimana jemaat dengan sukarela menundukkan diri kepada Kristus sebagai kepala." Pernyataan ini sangat membuat marah para feminis yang nyaring yang berasosiasi dengan Freedom for Christian Women Coalition. Dengan asumsi bahwa mereka memiliki prerogatif ilahi untuk mengetahui motivasi para lelaki, mereka mengklaim bahwa doktrin "komplementer" ini "lebih banyak mengenai kuasa dan kontrol daripada kasih atau menaati Firman Allah" ("Associated Baptist Press, 26 Juli 2010). Mereka menuntut bahwa kepercayaan- kepercayaan seperti ini ditolak dan "diakui sebagai dosa." Mereka bahkan mengklaim bahwa pandangan "komplementer" [EDITOR: bahwa laki-laki dan perempuan, walaupun setara, memiliki tugas dan fungsi yang berbeda dan saling melengkapi] ini mendukung pelecehan. Cindy Kunsman, salah satu pembicara dalam konferensi Freedom for Christian Women Coalition di Orlando, mengatakan, "Banyak wanita menderita karena 'theologi wanita jahat' yang diteruskan oleh CBMW karena pandangan mereka yang sub-kristiani tentang sifat wanita menjadi wanita kambing hitam atas akar segala masalah baik itu dalam pernikahan ataupun keluarga." Ini adalah pernyataan yang sangat konyol. Mematuhi pengajaran Alkitab tentang wanita sama sekali tidak ada hubungannya dengan mempersalahkan mereka sebagai akar segala masalah. Malahan, Alkitab menaruh kesalahan untuk kejatuhan umat manusia pada Adam, bukan Hawa (Roma 5:12). Mengenai keluarga dan rumah tangga, Allah menaruh tanggung jawab yang terbesar di bawah kaki sang suami dan ayah. Ia harus mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat, yang adalah standar kasih tertinggi di mana pun (Efesus 5:25). Ia diperingatkan untuk tidak membangkitkan amarah dalam hati anak-anaknya, tetapi "didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan" (Efesus 6:4). Mengasihi dan mendidik adalah lawan dari melecehkan dan menganiaya. Siapa pun yang menganiaya istri dan anak-anaknya melakukan itu dalam pemberontakan langsung terhadap Alkitab dan pengajaran "komplementer" yang didasarkan pada Alkitab.

No comments:

Post a Comment