October 2, 2010

ASURANSI PERCERAIAN

"Orang membeli asuransi untuk melindungi diri sendiri secara finansial terhadap hal-hal yang tidak diinginkan – misal kebakaran rumah, masalah kesehatan. Tetapi sekarang orang dapat "melindungi" diri sendiri terhadap pernikahan yang kacau. Hanya 50 persen pernikahan pertama yang tidak mengalami kehancuran di Amerika Serikat, jadi sebagian orang mulai tertarik dengan ide bahwa mereka memerlukan asuransi perceraian. Ide ini menjadi kenyataan pada bulan Agustus ketika John Logan, seorang lelaki yang menderita kerugian finansial yang sangat besar setelah suatu perceraian, meluncurkan sebuah perusahaan asuransi pernikahan. Dengan hanya $16 per bulan untuk setiap perlindungan seharga $1250, pemegang polis dapat mencairkan uang perlindungan ini setelah empat tahun, jika hal yang tidak diinginkan itu (tetapi sudah diantisipasi) terjadi. Pada website Wedlock (nama perusahaannya), diakui bahwa tidak ada yang mau memikirkan cerai pada saat akan menikah. Tetapi ia memperlihatkan kepada calon nasabah sebuah daftar panjang 'statistik [yang] tidak berbohong' bahwa perceraian sangatlah banyak terjadi di masyarakat Amerika. Menurut prediksi Badan Sensus AS, hanya 33 persen orang yang menikah hari ini yang akan merayakan ulang tahun pernikahan ke-25. Di situs itu juga ada sebuah konter yang besar yang memperlihatkan bahwa telah ada 686.025 perceraian di AS tahun ini sejauh ini (pada saat artikel ini ditulis), menurut National Center of Health Statistics. Tetapi tidak semua orang senang dengan asuransi perceraian dan gagasan yang ditanamkan oleh hal semacam itu ke dalam pernikahan. Jenny Tyree, analis pernikahan bagi CitizenLink, cabang politis dari organisasi Focus on the Family, mengatakan bahwa asuransi perceraian menanamkan ke dalam pernikahan itu suatu rencana dan jalan keluar dari pernikahan, bukannya membangun fondasi komitmen pernikahan yang kuat...'insentif finansial untuk melakukan perceraian adalah cara yang sangat buruk untuk memulai suatu pernikahan. Ketika menjalani waktu-waktu yang buruk, yang pasti akan terjadi dalam setiap pernikahan, uang yang ditawarkan akan terlihat sangat menggoda daripada usaha dan kerja keras yang harus dilakukan oleh suami dan istri untuk melalui masa-masa sulit bersama,' demikian katanya. Statistik memperlihatkan bahwa tingkat komitmen akan menurun seiring dengan pernikahan yang kesekian. Tingkat perceraian adalah 67 persen untuk pernikahan kedua, dan melonjak menjadi 74 persen untuk pernikahan ketiga, menurut Jennifer Baker, direktur dari Center for Professional Solutions di Forest Institute of Professional Psychology di Springfield."

No comments:

Post a Comment