October 2, 2010

BILLY VS. PAULUS

Billy Graham Evangelistic Association, yang didirikan tahun 1950, merayakan ulang tahun yang ke-60 tahun ini. Setahun sebelum itu, Graham melaksanakan KKR kota dia yang pertama di Los Angeles. Websitenya menyatakan, "Enam puluh satu tahun yang lalu, seorang penginjil yang tinggi dan bersungguh-sungguh turun ke Los Angeles dengan penuh semangat. Kota itu, orang muda itu, dan perjalanan kekristenan Amerika tidak pernah sama lagi" ("Celebrating Christ's Work in the Canvas Catheral," BillyGraham.org, 24 Sept. 2010). Pernyataan ini benar. Filosofi Billy Graham yang tidak alkitabiah dan komprominya yang mendalam telah mengubah kekristenan secara dramatis di zaman kita ini. Saya dilahirkan pada tahun yang sama Graham melaksanakan KKR Los Angeles-nya. Besar di sebuah rumah tangga Southern Baptist, saya hanya mendengar pujian saja tentang sang penginjil. Barulah setelah saya diselamatkan pada umur 23 tahun, saya membentuk opini yang berbeda tentang Billy Graham. Sebagai seorang Kristen yang muda, saya belajar bahwa Yesus dan para Rasul memperingatkan tentang guru-guru palsu dan kompromi yang akan meningkat di antara gereja-gereja sepanjang zaman gereja, dan yang akan meledak di akhir zaman. Jadi, saya belajar bahwa saya harus sangat hati-hati dan menguji segala sesuatu dengan Firman Tuhan. Ketika pelayanan Graham diuji berdasarkan Firman Tuhan, dan bukan oleh prinsip-prinsip penginjilan populer, ia gagal total. Mari secara cepat kita bandingkan Billy Graham dengan rasul Paulus, penginjil nomor satu di abad pertama. Pertama, Paulus tidak mempromosikan dirinya sendiri. Ia tidak membentuk suatu pelayanan yang diberi nama dirinya sendiri dan tidak meninggikan diri (atau membiarkan orang lain meninggikan dirinya) sebagai orang yang hebat. Kedua, Paulus tidak memuji orang-orang sesat. Sebaliknya, ia memarahi mereka dan mengutuki mereka (mis. Gal. 1:6-7). Di lain sisi, Graham telah memuji tak terhitung banyaknya penyesat-penyesat, termasuk para theolog modernis dan pejabat Roma Katolik. Hal ini tidak dilakukan di tempat tersembunyi. Banyak sekali contoh dapat ditemukan dalam otobiografi Graham yang berjudul "Just As I Am." Ketiga, Paulus tidak bergabung dengan para penyesat dalam pelayanan. Sama sekali tidak ada contoh Paulus bekerja sama dengan para Farisi atau Saduki dalam usaha-usaha penginjilannya. Tetapi Billy telah membuat tindakan seperti itu cara kerjanya, dan filosofi ekumenis yang terkutuk ini telah menjalar ke seluruh kaum injili. Keempat, Paulus tidak menyerahkan orang-orang yang mau bertobat kepada para penyesat. Ia dengan hati-hati membangun orang-orang percaya yang baru dalam gereja-gereja yang sehat. Billy, di lain pihak, menyerahkan tak terhitung banyaknya orang-orang yang tertarik dengan Injil kepada serigala-serigala berbulu domba. Bahkan sejak 21 Sept. 1957, Graham mengatakan dalam sebuah wawancara dengan San Francisco News, "Siapapun yang membuat keputusan dalam kebaktian KKR kami akan ditangani setelah itu dan akan direferensikan kepada seorang pendeta lokal yang Protestan, Katolik, atau Yahudi." Kelima, Paulus tidak mendukung orang-orang yang menyembah berhala, tetapi Billy melakukan persis hal ini. Dalam perjalanannya ke Polandia tahun 1979, Graham berdiri di depan kuil berhala Madonna Hitam dari Jasna Gora di Czestochowa, dan sambil tersenyum memberi salam kepada para penyembah Katolik yang datang ke sana untuk mengagungkan Maria palsu-nya Roma sebagai Ratu Surga. Sebuah foto akan insiden ini dipublikasikan dalam majalah Decision edisi bulan Februari 1979, dan saya mendapatkan satu salinan dari Graham Center di Wheaton College. Dengan berkhotbah di gereja-gereja Katolik di Polandia, dan dengan mengunjungi kuil-kuil Maria di negara itu tanpa dengan jelas memberitahu umat bahwa Injil Roma Katolik adalah palsu dan dengan berpura-pura bahwa para pejabat dan imam Katolik adalah sesama orang percaya, Graham membingungkan banyak sekali orang tentang sifat Injil itu sendiri. Keenam, Paulus tidak mempersempit beritanya demi memperlebar audiensnya. Ia memberitahu para penatua di Efesus, "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu" (Kis. 20:27). Billy, di lain pihak, hanya mau bicara tentang Injil dan tidak mau menyinggung hal-hal lain (doktrin lain). Ketujuh, Paulus tidak pernah berpikir ada jalan keselamatan yang lain, dan mengkhotbahkan bahwa semua orang yang tidak lahir kembali melalui iman dalam Kristus adalah "mati karena pelanggara-pelanggaran dan dosa-dosa," "tanpa pengharapan...dan tanpa Allah" (Ef. 2:1, 12). Billy, sebaliknya, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah McCall pada bulan Januari 1978 bahwa ia tidak lagi percaya bahwa "orang-orang penyembah berhala di negara-negara yang jauh adalah terhilang dan akan masuk neraka jika mereka tidak mendengar Injil Yesus Kristus." Ia mengulangi kesesatan ini pada tahun 1985, 1993, dan 1997. Ini hanyalah beberapa hal yang memperlihatkan bagaimana Billy Graham gagal total jika diuji oleh terang Firman Allah. Pelayanan penginjilannya bukanlah pelayanan Perjanjian Baru, tetapi sepertinya tidak ada yang peduli, dan itu memperlihatkan betapa dalamnya kesesatan hari ini.

No comments:

Post a Comment