June 27, 2009

SEORANG KRISTEN DIBUNUH KARENA MINUM TEH DARI GELAS SEORANG MUSLIM

Berikut ini disadur dari ChristianNewsWire. com, 12 Juni 2009: "International Christian Concern (www.persecution. org) telah mengetahui bahwa orang-orang Muslim radikal yang berjualan teh telah memukul mati seorang Krsiten karena menggunakan gelas yang seharusnya untuk orang Muslim pada tanggal 9 Mei. Orang muda tersebut, Ishtiaq Masih, memesan teh di sebuah kedai di desa Machharkay, Punjab, Pakistan, setelah bisnya berhenti di sana untuk istirahat. Ketika Ishtiaq mau membayar untuk tehnya, pemilik kedai itu memperhatikan bahwa ia sedang memakai sebuah kalung dengan salib dan lalu memeganginya, sambil berseru kepada para karyawannya untuk membawa apa saja yang ada untuk menggebuki orang itu karena telah melanggar sebuah tanda di gerobak itu yang memperingatkan orang-orang non-Muslim untuk menyatakan agama mereka sebelum disediakan teh. Ishtiaq tidak memperhatikan tanda itu sebelum memesan tehnya. Sang pemilik dan 14 orang karyawannya memukuli Ishtiaq dengan batu, batang besi, dan pentungan, dan menusuk dia berkali-kali dengan pisau dapur sambil Ishtiaq berteriak meminta belas kasihan. Penumpang-penumpang lain bis itu dan juga para pejalan kaki yang lewat akhirya mengintervensi dan membawa Ishtiaq ke Pusat Kesehatan Rural di desa itu. Dokternya, yang melaporkan kasus Ishtiaq kepada ICC, mengatakan bahwa Ishtiaq mati karena perdarahan internal dan eksternal yang hebat, tulang tengkorak yang remuk, dan cedera otak. Kedai Teh Makah terletak di jalan raya Sukheki-Lahore dan adalah miilk Mubarak Ali, seorang radikal Muslim berumur 42 tahun. Koresponden ICC mengunjungi kedai teh itu dan melihat bahwa ada sebuah tanda berwarna merah dengan simbol kematian yang berbunyi, 'Semua non-Muslim harus menyatakan agama mereka sebelum memesan teh. Kedai teh ini hanya melayani Muslim.' Peringatan itu juga mengancam barangsiapa yang melanggar aturan itu dengan 'konsekuensi yang parah.' Seorang pemilik toko yang bersebelahan memberitahu ICC, dengan jaminan tidak disebut namanya, bahwa semua karyawan Ali adalah mantan murid madrasah-madrasah Muslim radikal. Keluarga Ishtiaq mengatakan bahwa mereka segera melaporkan insiden tersebut kepada polisi dan mengajukan tuntutan terhadap Ali. Namun, para pembunuh itu masih bebas menjalankan kedai teh tersebut."

No comments:

Post a Comment