June 6, 2009

BAGAIMANA BUDAYA POP TELAH MEMBODOHKAN MASYARAKAT

Budaya pop rock & roll telah memperbodoh masyarakat sejak kelahirannya tahun 1950an. Gambaran budaya pop tentang "cool" adalah seseorang yang jago dalam kebodohan, orang-orang seperti Elvis Presley, James Deans, John Lennon, para playboy rock & roll, para bintang Hollywood. Film-film budaya pop yang berpengaruh, seperti "Blackboard Jungle," "Rebel without a Cause," dan "The Wild One" menekankan hidup tanpa tanggung jawab, insubordinasi, free sex, dan kemalasan belajar. "The Blackboard Jungle" menggunakan soundtrack dari Bill Haley untuk mengajak orang-orang muda melupakan pelajaran mereka dan "rock sepanjang hari." Dalam "Rebel without a Cause," James Dean menampilkan gaya yang adalah esensi dari "cool"-nya pop: sensualitas unisex, narsisme, dan pemberontakan terhadap otoritas. "The Wild One," yang dimainkan oleh Marlon Brando yang sangat "cool," mempermuliakan hidup berpusatkan diri sendiri dan menelantarkan pendidikan. Hitnya Chuck Berry, "School Days" mengajar orang-orang muda untuk menukarkan pelajaran mereka yang membosankan dengan keasyikan pesta pora rock & roll: "Hail, hail rock and roll/ Deliver me from the days of old/ Long live rock and roll/ The beat of the drums, loud and bold/ Rock, rock, rock and roll/ The feelin' is there, body and soul." Sampai dengan tahun 1960an, budaya remaja modern telah tercipta, yaitu dengan sikap "saya duluan," filosofi Dionisiannya, fashion-fashionnya yang sering sangat konyol (yaitu apa saja yang penting berbeda dengan orang-orang tua), dan terlebih lagi musiknya sendiri. Remaja modern telah selalu didorong oleh musik pop. Para bintang rocklah yang menentukan arah. Pendidikan yang serius diperkecil nilainya demi bersenang-senang (having fun). Saya juga dulu secara dramatis dipengaruhi oleh budaya pop semenjak saya masuk SMP pada tahun 1962. Walaupun saya memiliki kepintaran yang Allah berikan dan juga suka membaca, saya segera menyadari bahwa menjadi seorang murid yang rajin sama sekali tidak cool. Saya lalu terlalu sibuk berusaha menjadi seorang remaja budaya pop yang sejati untuk secara serius memperhatikan pelajaran-pelajaran saya dan sebagai hasilnya, saya adalah murid yang biasa atau bahkan payah. Tidak ada satu halpun yang berubah sejak tahun-tahun itu. Istilah "kutu buku" (nerd), muncul dari iklim "cool"nya para remaja. Kata ini mendefinisikan seorang muda yang serius tentang ilmu dan mungkin tidak begitu masuk dengan khalayak ramai yang konyol tetapi oh-begitu-cool. Saya diingatkan akan semua ini oleh sebuah laporan baru-baru ini dari Associated Press yang berjudul "I Love Nerds" tentang para kontestan Pertandingan Mengeja Nasional 2009. Telah diobservasi, bahwa para murid yang cemerlang, "terkesan agak bodoh pergaulan di tempat asal mereka." Jose Cabal dari Miami berkata," Sepertinya di tempat asal saya dianggap kutu buku (nerd). Di sini, semuanya adalah kutu buku." Para pengeja yang serius ini telah menghafalkan puluhan ribu kata dan telah mempertajam intelektual mereka dan menyempurnakan pemakaian bahasa Inggris mereka, tetapi mereka tidak cool. Seluruh konsep tentang "nerd" (kutu buku atau orang yang dianggap pintar tapi aneh), menyingkapkan kesia-siaan dan kebodohan budaya pop. Adalah para "nerd" (kutu buku) yang menggunakan hidup mereka dengan benar, sementara gerombolan cool itu berdedikasi kepada kesia-siaan. Budaya pop remaja biasanya membuat seorang muda bodoh dan terluka oleh dosa. Tetapi kuasa cool remaja sungguh besar dan rata-rata orang muda tidak cukup bijak untuk menolaknya. Banyak laporan yang telah ditulis mengenai penuruan pendidikan di Amerika. Tahun 1994, editor dari majalah Harpen menggambarkan hasil tes nasional sebagai "laporan otopsi.....[ yang] menunjukkan kebodohan yang mematikan." Tetapi kebanyakan penelitian tentang pendidikan di Amerika modern, tidak memperhatikan salah satu pengaruh yang paling kuat, yaitu budaya pop. Ketika grup Hermit-nya Herman menyanyi di tahun 1965: "Don't know much about history/ Don't know much biology/ Don't know much about a science book," mereka sedang menyatakan filosofi cool-nya para remaja.

No comments:

Post a Comment