January 2, 2010

KEBUDAYAAN HOLLYWOOD MENCIPTAKAN "MASALAH-MASALAH GAMBAR-DIRI YANG GILA"

Berikut ini dari Brian Snider – "Menginvestasikan banyak uang, waktu, dan kekhawatiran, ke tubuh kita ini adalah jalan buntu yang tak berpengharapan. Namun sungguh menyedihkan, itulah yang dituntut oleh kebudayaan Hollywood dari mereka yang menyembah di altarnya. Aktris Brittany Murphy, yang secara misterius mati karena "sebab-sebab alamiah" dua minggu lalu, ternyata telah menghabiskan waktu yang banyak sekali mengkhawatirkan tentang tubuh yang toh hanya membawa dia hingga umur 32 tahun. "Dia memiliki masalah gambar diri yang gila," kata salah seorang temannya. "Berat badannya, rambutnya, pakaiannya, kulitnya, giginya, semuanya. Dia selalu begitu sadar diri." Orang lain lagi menambahkan: "Banyak dari masalah-masalahnya adalah karena gambar diri yang jelek. Dia memakai makeup dalam jumlah yang sangat banyak, berton-ton bulu mata palsu, menyelubungi giginya, mewarnai rambutnya pirang, menurunkan berat badan – dia mau menjadi seorang yang cantik. Dia tidak mau menjadi wanita gemuk dari film Clueless." Hal-hal yang dia habiskan waktunya khawatirkan – tubuh, mata, gigi dan rambut, kini sedang terbaring di sebuah kubur, walaupun rohnya telah beralih kepada kekekalan. Dan dengan banyaknya waktu yang ia habiskan untuk mengkhawatirkan hal-hal yang akan segera berlalu, kita bertanya-tanya berapa banyak waktu dia habiskan untuk mengkhawatirkan kondisi jiwanya. Aktris muda ini telah dibohongi oleh mesin Satanik industri perfilman, yang meyakinkan orang bahwa tampang, prestise dan glamor adalah hal-hal hebat yang patut dikejar. Ada keawetan dalam hal kematian yang membuatnya hal yang sangat serius. Lebih baik memiliki sudut pandang Kitab Suci saat ini daripada sudut pandang Hollywood, yang hanya dapat memimpin kepada penyesalan kekal. "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya" (1 Yoh. 2:15-17). "Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria" (Pengkhotbah 7:2-4).

No comments:

Post a Comment