July 18, 2009

BUKTI ARKEOLOGIS AKAN ISTANA RAJA DAUD

Berikut ini disadur dari "The World of Archeology Is Rocked," aish.com, 6 Juli 2009: "Bagi semakin banyak akademisi dan intelektual, Raja Daud dan kerajaannya yang menyatukan Yehuda dengan Israel, yang telah menjadi simbol integral dari bangsa Yahudi selama 3000 tahun, hanyalah sepotong fiksi.....Tetapi pada penyerang sejarah alkitabiah Yahudi mendapatkan kabar buruk baru-baru ini, yaitu ketika seorang arkeologis yang berdedikasi dan bersemangat tinggi melakukan penggaliannya yang terakhir ini. Dr. Eliat Mazar, seorang otoritas dalam hal masa lalu Yerusalem, telah mengeluarkan Raja Daud dari halaman-halaman Alkitab dan mengembalikannya ke ajang sejarah yang hidup. Penggalian Mazar yang terakhir di kota Daud, yaitu di bagian bayangan selatan dari Temple Mount, telah menggoncang dunia arkeologi. Karena, terbaring di sana tanpa diganggu selama lebih dari 3000 tahun adalah sebuah bangunan yang besar yang Mazar percayai sebagai istana Raja Daud....Dia (Mazar) memiliki gelar doktor dalam bidang arkeologi dari Hebrew University, dan adalah penulis dari buku The Complete Guide to the Temple Mount Excavations. ...Mazar mengatakan, `Sebenarnya, ketika saya mulai menggali, saya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hasil apapun. Saya bahkan harus siap menerima hipotesis Finkelstein, jika itulah yang dinyatakan oleh fakta. Namun demikian, bagaimanapun juga saya seorang Yahudi dan seorang Israel, dan saya merasakan sukacita yang besar sekali ketika detil-detil di lapangan persis dengan deskripsi dalam Alkitab....Mazar percaya bahwa istana itu digunakan oleh raja-raja Yahudi sampai dengan penghancuran Bait Allah yang pertama sekitra 450 tahun setelah pendiriannya. Untuk mengindikasikan hal ini, Mazar menjelaskan dengan semangat mengenai sebuah benda tanah liat kecil yang dia temukan di situs tersebut (ditemukan tanggal 17 Tammuz, hari yang memperingati pengepungan Yerusalem sebelum kehancurannya) . Benda itu disebut sebuah `bulla,' yaitu tanah liat berbentuk piringan, dengan tulisan Ibrani kuno, dan mencantumkan nama pengirim sebagai `alamat kembali,' dan dipakai untuk memeteraikan gulungan-gulungan `surat' papirus. Bulla tersebut berisikan nama Yukhal bin Selemya, yang disebut dalam pasal 37 dan 38 dari kitab Yeremia.Yukhal adalah salah satu dari dua orang utusan Raja Zedekia kepada Yeremia, yang memintanya agar berdoa bagi umat saat Yerusalem dikepung oleh Nebukadnezar, Raja Babel. Dalam perkembangannya, pasal 38 menceritakan bahw Yukhal adalah salah satu dari empat pelayan yang meminta raja untuk membunuh Yeremia, dengan klaim bahwa dia sedang melemahkan semangat bangsa yang terkepung itu dengan nubuat-nubuatnya tentang kehancuran dan petaka. "Kartu bisnis" Yukhal adalah salah satu dari beberapa contoh yang telah ditemukan dalam dekade terakhir ini, yang memberikan kesaksian lebih lanjut tentang keabsahan kisah Alkitab tentang aktivitas-aktivitas di istana raja sebelum kehancuran Yerusalem. Di situs penggalian lainnya, yang diperkirakan adalah sisa-sisa sebuah bangunan umum, lebih dari 50 bulla ditemukan di bawah satu lapisan yang hancur gosong. Api yang dibawa oleh Raja Nebukadnezar membakar kota itu, tetapi api yang sama juga mengeraskan meterai-meterai tanah liat tersebut, sehingga memelihara mereka dalam kondisi baik dan dapat dibaca sepenuhnya. Bulla-bulla ini berisikan lusinan nama Ibrani, dua di antaranya adalah nama tokoh-tokoh Alkitab yang sezaman dengan Yukhal. Salah satunya adalah Gemaryahu bin Safan, salah satu penulis raja Yoyakim, yang ruangannya dipakai Barukh bin Neria untuk membacakan kata-kata kecaman dan panggilan pertobatan Yeremia (Yeremia 36:10). Nama lainnya adalah Azaryahu bin Hilkiyahu, seorang anggota keluarga imam yang menjabat sebelum kehancuran Yerusalem (1 Tawarikh 9:10)."

No comments:

Post a Comment