December 12, 2009

HATI-HATI TERHADAP FIKSI ILMIAH (SCIENCE FICTION)

Fiksi ilmiah membawa pembaca masuk ke suatu dunia yang aneh tanpa Allah. Oh, ya, bisa saja ada semacam "ilah" atau "kekuatan," tetapi yang jelas bukanlah Allah sebagaimana dalam Alkitab, dan nama-nama besar di bidang ini adalah atheis. Ambil saja CARL SAGAN sebagai contoh. Novel fiksi ilmiahnya yang best-selling, Contact, telah dibuat menjadi film. Sagan adalah salah satu imam besar evolusi ateistik. Dalam novelnya dia menggambarkan tokoh utamanya sedang berdebat dengan dua orang pengkhotbah dan mengatakan, "Tidak ada bukti yang kuat bahwa ada Allah." Pada tahun 1997 Sagan mengatakan, "Saya satu pandangan dengan seorang pahlawan saya, Albert Einstein: `Saya tidak dapat membayangkan seorang Allah yang memberi hadiah dan menghukum ciptaanNya atau yang memiliki kehendak seperti yang alami dalam kehidupan kita. Saya juga tidak bisa – dan tidak mau – membayangkan tentang seseorang yang masih hidup setelah kematian fisiknya. Biarlah jiwa-jiwa yang lemah, karena rasa takut atau ego yang kacau, yang menyimpan pikiran-pikiran demikian'"(Parade, 10 Maret 1997). Perhatikanlah nama terkenal lainnya dalam Fiksi Ilmiah, ISAAC ASIMOV. Dalam sebuah wawancara tahun 1982, dia mengatakan, "Secara emosional saya adalah seorang atheis. Saya tidak punya bukti bahwa Allah tidak eksis, tetapi saya sedemikian mencurigai bahwa dia tidak eksis sehingga saya tidak mau menghabiskan waktu saya" (Paul Kurts, "An Interview with Isaan Asimov on Science and the Bible," Free Inquire, Spring 1982, hal. 9). Phatikan ROBERT HEINLEIN, yang disebut "dekan para penulis fiksi ilmiah." Ia menolak Alkitab dan mempromosikan "seks bebas." Bukunya "Stranger in a Strange Land" dianggap sebagai "Alkitab tidak resmi bagi gerakan hippie." Heinlein adalah seorang nudist (seorang yang mempromosikan ketelanjangan) dan dia mempraktekkan "poliandri" (banyak suami). Dia mempromosikan agnostikisme dalam buku-buku fiksi ilmiahnya. Perhatikan ARTHUR CLARKE, penulis dari banyak karya fiksi ilmiah, termasuk "2001: A Space Odyssey." Clarke, yang kemungkinan adalah seorang homoseksual, mempromosikan evolusi berdasarkan pantheisme. Ia memberitahu sebuah koran di Sri Lanka, "Saya tidak percaya Allah atau kehidupan setelah kematian" ("Life Beyond 2001: Exclusive Interview with Arthur C. Clarke," The Island, 20 Des. 2000). Dalam instruksi yang dia tinggalkan untuk pengaturan penguburannya pada bulan Maret 2008, ia berkata, "sama sekali tidak boleh atas ritual keagamaan apapun, yang berhubungan dengan iman agamawi apapun, boleh dihubungkan dengan penguburan saya." Perhatikan KURT VONNEGUT. Dia adalah seorang atheis, dan sebagai seorang presiden kehormatan dari American Humanist Association, dia taat kepada aturan "tidak boleh menerima pandangan supranatural tentang realita." Perhatikan GENE RODDENBERRY, pencipta dari Star Trek. Dia adalah seorang agnostik dan humanis yang membayangkan suatu dunia di mana "semua orang adalah atheis dan dunia lebih baik karenanya" (Brannon Braga, "Every Religion Has a Mythology," International Atheist Conference, 24 Juni 2006). Fiksi ilmiah secara intim berhubungan dengan evolusi Darwin. Sagan dan Asimov, misalnya, adalah ilmuwan-ilmuwan evolusi yang terkenal. Fiksi ilmiah bangkit di akhir abad 19 dan awal abad 20 sebagai produk pandangan dunia yang evolusionistis yang menyangkal adanya Pencipta yang Mahakuasa. Faktanya, evolusi itu sendiri ADALAH fiksi ilmiah yang paling terkenal. Hati-hatilah!

No comments:

Post a Comment