November 13, 2010

EL SHADDAI TIDAK ADA HUBUNGANNYA DENGAN ASPEK FEMINIM DARI ALLAH

William Young, penulis buku The Shack, mengklaim bahwa adalah baik untuk menggambarkan Allah sebagai wanita karena Alkitab katanya menggambarkan Allah dengan istilah-istilah feminim. Ia mengutip nama El Shaddai sebagai contoh, dan mengklaim bahwa nama itu menggambarkan Allah sebagai "yang berbuah dada." Faktanya, kata "shaddai" dalam bahasa Ibrani Perjanjian Lama, diterjemahkan "Yang Mahakuasa" dalam Alkitab King James dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan buah dada. Kata ini berasal dari kata "shadad," yang berarti "besar tegap, yaitu (secara figuratif) berkuasa (secara pasif, tidak dapat dikalahkan)" (Strong). Berikut ini dari George Pember: "Untuk mendukung doktrin yang baru saja disebut ini (tentang adanya jenis kelamin dalam keilahian), ada penganut theosofis tertentu menciptakan makna baru untuk kata Ibrani Shaddai, yang dalam versi kita sudah benar diterjemahkan "Mahakuasa." Mereka beranggapan bahwa kata ini berhubungan dengan kata "shad," yang mengacu kepada buah dada wanita. Tetapi hubungan seperti itu tidak mungkin, dan sejauh yang kita ketahui, tidak pernah diajukan oleh satu orang ahli pun yang netral. Beberapa theolog Kristen termakan oleh pengertian Shaddai yang salah ini, dan menjelaskan bahwa kata ini berarti pertama-tama "berbuah dada penuh," dan lalu "berkelimpahan." Pemakaian salah satu gelar Yang Mahatinggi yang paling agung secara sedemikian tidak terhormat seharusnya cukup untuk menyadarkan mereka" (The Church, the Churches, and the Mysteries).

No comments:

Post a Comment