May 30, 2009

ROBERT DICK WILSON: SEORANG TERPELAJAR YANG HEBAT YANG PERCAYA ALKITAB

Dalam buku-buku, ceramah-ceramah, dan wawancara-wawancara nya, Bart Ehrman dan teman-teman modernisnya ingin membuat semua orang percaya bahwa tidak ada ahli Alkitab yang sejati yang menerima bahwa akurasi sejarah Alkitab dapat dipertahankan. Tetapi ini adalah nonsense! Banyak sekali ahli dan orang-orang terpelajar yang mempertahankan Alkitab sebagai kitab yang diilhamkan secara ilahi. ROBERT DICK WILSON telah disebut "barangkali otoritas yang paling menonjol dalam bidang bahasa-bahasa kuno Timur Tengah." Ketika dia tamat dari Princeton pada usia 20 tahun, ia dapat membaca Perjanjian Baru dalam 9 bahasa. Sampai akhirnya ia telah mempelajari 45 bahasa, termasuk semua bahasa yang ada terjemahan Alkitabnya sebelum tahun 600 M. Pada usia 25 tahun, Wilson memutuskan untuk mendedikasikan hidupnya guna menyelidiki kebenaran sejarah Alkitab untuk melihat apakah dapat dipertahankan melawan serangan theologi modernisme. Berdasarkan umur panjang para pendahulunya, ia memperkirakan bahwa ia mungkin memiliki 45 tahun lagi untuk proyek tersebut. Membagi masa kerja ini menjadi tiga bagian, ia mengkhususkan 15 tahun pertama untuk menguasai semua bahasa yang ada hubungannya dengan teks Perjanjian Lama, dan 15 tahun berikutnya untuk mempelajari Perjanjian Lama itu sendiri, dan 15 tahun terakhir untuk menuliskan hasil risetnya tersebut. Bahasa-bahasa yang dia pelajari antara lain adalah Babilonia, Etiopia, Fenisia, Aram, Mesir, Koptik, Persia, Armenia, Arab, dan Siria. Pusat Sejarah Gereja Presbyterian di Amerika mendaftarkan lebih dari 100 tulisan Wilson yang telah dipublikasikan. Ketika ditanya mengenai apa yang ia coba berikan kepada kurang lebih 2000 murid yang duduk di bawah pelayanannya, Wilson menjawab, "saya mencoba untuk memberikan mereka iman yang sedemikian intelijen terhadap Kitab Suci Perjanjian Lama, sehingga mereka tidak akan lagi meragukannya seumur hidup mereka. Saya mencoba untuk memberikan mereka bukti. Saya mencoba untuk menunjukkan kepada mereka bahwa ada dasar yang masuk akal untuk mempercayai sejarah Perjanjian Lama. Saya pernah mengalami hari-hari saat saya gemetar untuk memulai suatu penyelidikan baru, tetapi saya sudah melampaui tahap itu. Saya telah menjadi yakin sekali, bahwa tida ada satu orang pun yang tahu cukup banyak untuk menyerang kebenaran Perjanjian Lama. Dalam situasi apapun di mana ada cukup bukti dokumenter untuk melakukan penyelidikan, pernyataan-pernyata an Alkitab, dalam teks-teks aslinya, telah melalui segala ujian" (Robert Dick Wilson, Is the Higher Criticism Scholarly? kata depan oleh Philip Howard, 1922). Mengapakah Robert Dick Wilson mempercayai Alkitab dan mengajar murid-muridnya untuk mempercayainya dan percaya pada Allah, sementara Bart Ehrman tidak mempercayai Alkitab dan menyuruh murid-muridnya untuk menjadi skeptis? Ini bukanlah masalah Ehrman lebih terpelajar. Ini masalah iman. Seperti yang dikatakan Yesus, hati yang tidak percaya tidak akan diyakinkan walaupun para saksi muncul dari antara orang mati (Lukas 16:31).

No comments:

Post a Comment