September 19, 2009

JAWABAN RICHARD DAWKINS TERHADAP PERTANYAAN "BAGAIMANA JIKA KAMU SALAH?"

Pengejekan dan serangan pribadi sering menjadi taktik mereka yang tidak mampu mengalahkan argumen orang lain. Sebagai contoh, perhatikan jawaban yang diberikan oleh ateis Richard Dawkins terhadap pertanyaan, "Bagaimana jika kamu salah?" Ini ditanyakan oleh seorang wanita muda dalam sesi tanya jawab setelah Dawkins membaca kutipan-kutipan dari bukunya, The God Delusion, di Sekolah Tinggi Wanita Randolph-Macon, di Lynchburg, Virginia, 23 Oktober 2006. Dawkins berkata: "Siapa saja bisa salah. Kita semua bisa saja salah mengenai monster spagetti yang terbang dan unicorn warna merah dadu dan teko terbang. Kamu kebetulan dibesarkan, saya asumsikan, dalam iman Kristiani. Kamu tahu seperti apa itu tidak mempercayai suatu iman tertentu, karena kamu bukan Muslim, kamu bukan Hindu. Mengapa kamu bukan Hindu? Karena kamu kebetulan dibesarkan di Amerika dan bukan di India. Jika kamu dibesarkan di India, kamu akan menjadi seorang Hindu. Jika kamu dibesarkan di Denmark pada zaman Viking, kamu akan percaya Thor. Jika kamu dibesarkan di zaman Yunani klasik, kamu akan percaya Zeus. Jika kamu dibesarkan di Afrika tengah, kamu akan percaya kepada JuJu yang agung dari gunung. Tidak ada alasan tertentu kenapa harus memilih Allah Yahudi-Kristen, yang karena suatu kebetulan yang luar biasa kamu dibesarkan dalam iman itu, lalu bertanya kepada saya bagaimana jika saya salah. Nah, bagaimana kalau kamu salah mengenai JuJu yang agung yang di dasar lautan" (Richard Dawkins). KOMENTAR KESIMPULAN DARI SDR. CLOUD: Saya tidak terkejut bahwa Dawkins mencoba untuk bersilat lidah untuk mengeluarkan dirinya dari pertanyaan ini. Jawaban yang sebenarnya adalah bahwa jika Dawkins salah dan Alkitab benar, maka ia akan dihukum di dalam lautan api selamanya karena pemberontakannya melawan Allah dan penolakannya terhadap tawaran keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Di sisi lain, jika Dawkins benar dan Alkitab saah, maka tidak ada efek apa-apa, karena berarti semuanya adalah hasil dari kebetulan dan tidak ada hidup yang kekal. Jika Dawkins benar, orang-orang Kristen yang percaya tidak kehilangan apa-apa yang berarti karena hidup bagi Yesus Kristus. Orang Kristen tetap memiliki kualitas hidup yang lebih baik, bahkan jika kematian adalah akhir dari segala-galanya. Dibandingkan dengan kehidupan yang saya jalani sebelum saya seorang Kristen, satu-satunya hal yang hilang dari diri saya dalam mengikut Yesus adalah sakit kepala karena terlalu banyak minum, pusing karena obat-obat terlarang, rasa bersalah, rasa takut terhadap kematian, kebutaan rohani, hubungan-hubungan yang retak karena dosa dan keegoisan, dan konsekuensi- konsekuensi karena melanggar hukum.

No comments:

Post a Comment