August 29, 2009

FESTIVAL ROCK GRAHAM – KEKUDUSAN YANG SUBJEKTIF

Berikut ini disadur dari "Franklin Graham: Minister of Christ or Priest of Baal?" oleh Gembala Ralph Ovadal http://www.pccmonro e.org. "Rock the River [suatu rangkaian empat festival yang dilaksanakan di kota-kota sekitar sungai Mississippi] adalah hasil karya dari presiden/CEO BGEA [editor: Billy Graham Evangelistic Association] , Franklin Graham, yang juga beberapa kali mengkhotbahkan sebentar Injil Graham di masing-masing konser rock 'Kristen' yang enam sampai tujuh jam itu. Graham jujur mengenai alasan dia menggunakan musik rock yang saling membenturkan kepala, hip-hop, dan bahkan sebuah mosh pit yang didirikan oleh BGEA. 'Kami hanya sekedar mengganti umpannya. Anak-anak hari ini mencintai musik rock. Kami memberikan mereka musik yang mereka sukai dan mengerti' (Quad City Times, 9 Agus. 2009).....Yang ingin saya bahasa secara singkat di sini adalah konsep Franklin Graham mengenai apa penyembahan yang dapat diterima oleh Tuhan. Alkitab banyak berbicara mengenai hal ini, misalnya, 'Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!' (Maz. 29:1)....Tetapi sepertinya Graham memegang filosofi yang sama dengan para pengikut rock-and-roll- nya, termasuk dua orang wanita muda yang saya wawancarai di acara Rock the River di Davenport tempat saya melayani, pada hari Sabtu, 8 Agustus. Setelah saya selesai berkhotbah dan menyebarkan traktat, saya memasang identitas pers Kristen saya dan melakukan wawancara dengan dua rocker Injili. Sambil musik yang berdentum dan memekakkan telinga bermain di latar belakang, saya mengangkat ayat Kitab Suci yang memerintahkan Tuhan untuk disembah dengan penuh hormat dan 'berhiaskan kekudusan.' Saya menanyai mereka apakah Rock the River cocok dengan gambaran itu. Wanita-wanita muda tersebut dengan yakin menjelaskan kepada saya bahwa 'semuanya tergantung siapa kamu. Seperti, ada orang yang suka ini. Dan kamu harus menyembah sebagaimana kamu, dan mereka harus menyembah sebagaimana mereka.' Tetapi saya bertanya lagi, 'Apakah musik ini penuh hormat?' Sekali lagi, ilah 'saya' dijadikan otoritas akhir dalam semua masalah ini. 'Saya rasa ini hebat....saya rasa ini sempurna.... saya rasa bagi mereka ini penuh hormat. Mungkin bagi kamu ini agak berbeda....bagi mereka inilah caranya mereka mengeluarkan segala sesuatu.' Rasa hormat, saya diberitahu, berbeda bagi masing-masing orang. Dan apakah kekudusan itu? 'Saya rasa tergantung bagaimana kamu melihatnya.' Sedemikian [besar] ketidaktahuan dan sedemikian [kacau] kepercayaan yang timbul, yang mengizinkan dan merayu orang-orang Injil muda masuk ke dalam budaya rock 'Kristen' yang jauh dari sifat Kristiani, dan menarik mereka masuk ke dalam 'penyembahan akan Allah' yang sebenarnya adalah penyembahan kacau dan kafir akan kristus lain, dengan pemberitaan akan injil yang lain, dan semua ini adalah oleh roh yang lain, bukan Roh Kudus (2 Korintus 11:4)."

No comments:

Post a Comment