October 31, 2009

VISI MASA DEPAN YANG MENAKUTKAN DARI CHARLES DARWIN

Charles Darwin percaya bahwa manusia berevolusi dari dunia binatang melalui proses seleksi alami (natural selection) atau yang disebut juga survival of the fittest (yang paling fit yang bertahan hidup), dan dia memprediksikan bahwa pergumulan ini akan mengakibatkan punahnya "ras-ras" manusia yang kurang berevolusi. Dalam bukunya yang terbit tahun 1871, The Descent of Man, Darwin menulis, "Di suatu periode di masa depan, tidak perlu sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia yang beradab hampir pasti akan memunahkan, dan menggantikan, ras-ras buas di seluruh dunia. Pada saat yang sama, kera-kera yang mirip manusia, sebagaimana dikomentari oleh Profesor Schaaffhausen, pastinya akan terpunahkan. Perbedaan antara manusia dan sekutunya yang paling dekat akan semakin jauh, dan akan memisahkan antara manusia yang lebih beradab dibandingkan dengan ras Kaukasian, dengan kera-kera yang rendah seperti babon, bukan lagi dengan ras negro atau Australian dan gorilla" (bab vi). Jadi, Darwin percaya bahwa orang-orang Negro dan para aborigin di Australia berada lebih rendah dalam skala evolusi dibandingkan dengan ras Kaukasian, dan bahwa "ras-ras buas" ini akan segera punah dan digantikan dengan manusia yang telah berevolusi "bahkan" lebih superior dibandingkan Kaukasian. Pernyataan seperti ini adalah bentuk rasisme yang paling parah, dan "ilmu pengetahuan" demikian, yang adalah hasil dari skeptikisme anti-Allah di mana Darwin tumbuh besar, yang akhirnya memimpin kepada kamp-kamp pembunuhan Hitler. Kata "eugenics" diciptakan oleh sepupunya Darwin, Francis Galton. Eugenics adalah usaha untuk memperbaiki "ras" manusia dengan cara kontrol kelahiran, aborsi, dan euthanasia. Dalam bukunya, Hereditary Genius, Galton menantikan suatu waktu "ketika populasi bumi akan secara ketat diatur dalam hal jumlah dan kecocokan ras, sama seperti domba-domba dalam peternakan yang terorganisir baik. Putri Charles Darwin, Henrietta, dan suaminya Robert Litchfield, adalah pendukung eugenics yang bersemangat. Putra Charles, Leonard, adalah presiden dari First International Congress of Eugenics. Ia menyayangkan bahwa orang-orang yang "tidak fit" tidak lagi dibunuh oleh kelaparan dan penyakit, tetapi "dipertahankan dengan penuh perhatian, dan karenanya dapat mereproduksikan jenis seperti mereka." Putra lainnya, George Darwin, mendukung mempermudah perceraian dan kontrasepsi untuk agar survival of the fittest (yang paling fit yang bertahan hidup) dapat berlansung dengan baik, dan ini bahkan sebelum revolusi seksual di tahun 1960an. Seorang cucunya, Charles Galton Darwin, seorang tokoh besar dalam Proyek Manhattan, adalah presiden dari Masyarakat Eugenics dari tahun 1953-59. Margaret Sanger, sang atheis yang mendirikan Planned Parenthood, adalah seorang pendukung eugenics yang bersemangat. Hitler memuji eugenics dalam Mein Kampf, tetapi sebagaimana Dr. Benjamin Wiker, dalam bukunya The Darwin Myth, mengatakan, "masalah fundamental dalam Darwinisme bukanlah karena ia memimpin kepada Nazisme, tetapi bahwa ia dapat memimpin kepada apa saja" (hal. 147). Darwinisme menghancurkan dasar dari hukum moral apapun.

No comments:

Post a Comment